DRIVERS: Michael Lesmana dan Porsche 356 A Tahun 1956

Founder KEEP KEEP merefleksikan personal attitude miliknya ke dalam mobil favoritnya.

Otomotif
240,414 Hypes

DRIVERS adalah rubrik khusus yang menghighlight individu menarik dengan passion mendalam terhadap dunia otomotif, khususnya car culture. Lewat DRIVERS, tiap kontributor yang kami hadirkan akan membahas secara detail tentang mobil favoritnya dan bagaimana kendaraan tersebut menjadi arti tersendiri buat mereka.


Michael Lesmana atau yang akrab disapa Mike adalah sosok kreatif dengan banyak interests, mulai dari otomotif hingga musik. Kecintaannya terhadap musik Ia tuangkan menjadi sebuah records store bernama KEEP KEEP yang berlokasi di Bandung, sedangkan passion-nya terhadap otomotif Ia salurkan melalui bengkel mobil miliknya yang berfokus pada restorasi mobil VW dan Porsche vintage.

Lahir dalam keluarga yang dekat dengan dunia otomotif membuatnya sangat mengenal seluk-beluk car culture lokal dan juga internasional di mana Ia sering menghadiri berbagai car exhibition baik di Indonesia maupun mancanegara. Kali ini, kami berbincang dengan Mike seputar mobil favoritnya, Porsche 356 A yang cukup mengundang decak kagum lantaran tampilannya yang “one of a kind”.

HB: Mike, lo udah lama berkecimpung di dalam industri kreatif di Bandung. Apa aja hal yang menarik perhatian lo dalam beberapa tahun terakhir?

Michael (M): Khususnya industri kreatif di bidang otomotif, menurut gue di masa sekarang banyak bertumbuhan komunitas baru dalam berbagai bidang dan saling support dan berhubungan satu sama lain. Seperti misalnya kolaborasi-kolaborasi antar brand dan komunitas atau produk-produk yang mulai berkembang dengan base otomotif. Ini menarik banget karena dari segi industri jadi lebih berkembang dalam menciptakan varian DNA yang lebih diverse.

HB: Kita melihat KEEP KEEP nggak hanya sekedar records store, melainkan sebuah creative melting pot buat berbagai komunitas untuk berkumpul. Boleh ceritain visi terbesar lo dalam mendirikan KEEP KEEP? Dan apa yang menginspirasi lo pas pertama kali saat mendirikannya?

M: Memang dari dulu KEEP KEEP sengaja dijadiin records store untuk chanelling berbagai macam interest kita, mulai dari otomotif, musik, lifestyle, fashion, sports, art, dan sebagainya. Mungkin karena kita sering bikin event tentang interest kita jadi banyak komunitas hook up disini, creative melting pod indeed. Inspirasinya pertama kali mungkin dulu sebelum pandemic sering juga kita ke Tokyo untuk event otomotif, concert, dsb. Di sela2 waktu tersebut pasti kita sisihkan untuk digging records.

HB: Gimana lo melihat KEEP KEEP ke depannya?

M: We try to be a venue where people can come and try things out. Dari semua kalangan bisa ketawa bareng, bisa ngerilis band-band Bandung atau bahkan bisa seaktif Grimloc Records. Semoga life after pandemic ini bisa cepat membaik, jadi kita semua bisa kumpul bareng lagi, diskusi, atau bikin event.

HB: Lo punya particular taste terhadap otomotif, khususnya mobil. Boleh ceritain awal mula lo into sama mobil?

M: Semua berawal dari keluarga gue yang suka sama otomotif. Bokap gue yang lulusan interior desain ITB berprofesi sebagai desainer otomotif untuk beberapa pabrik karoseri di indonesia dan sempat mempunyai brand karoseri sendiri di tahun 80-an dalam jumlah produksi yang terbatas. Kakak gue, Christian Lesmana, menjadi desainer Volkswagen di Jerman sampai sekarang, sedangkan gue juga menjalankan bengkel restorasi yang lebih fokus pada mobil VW dan Porsche sampai sekarang di Bandung.

HB: Boleh ceritain sedikit mengenai car culture di kota Bandung? Apa hal unik yang lo suka?

M: Car culture di bandung menurut gue sangat berkembang, mungkin karena kita diuntungkan oleh lokasi, iklim, dan kekeluargaan yang dekat antara kultur komunitas otomotif khususnya mobil vintage, modern, JDM dan european. Maka dari itu di Bandung banyak lahir genre baru secara cepat. Jadi setiap ada kesempatan berkumpul pasti ada ide-ide baru yang bisa diambil.

HB: Boleh ceritain tentang mobil favorit lo ini? Buatan mana, modelnya apa, tahun berapa diproduksinya?

M: Mobil gue Porsche type 356A, dengan Option V sunroof, tahun perakitan September 1956. Mobil ini menurut gue adalah desain Porsche yang sangat iconic karena punya pengaruh penting sebagai base shape Porsche modern sampai sekarang.

HB: Kapan lo dapetin mobil ini?

M: Mobil ini gue adopsi tahun 2007 dalam keadaan tidak jalan dan harus restorasi total. Sampai akhirnya di tahun 2013 semua parts terkumpul dan mulai direstorasi. Baru di 2017 mobil ini mulai mengaspal.

“Sebenernya balik lagi ke hakikat dasarnya kendaraan; mobil sebagai alat transportasi. Walaupun untuk mewujudkan keinginan ini banyak efforts dan pengorbanan untuk sampai bisa menggunakan mobil klasik tahun tua tanpa rasa takut mogok, takut nggak nyaman apalagi takut kotor. DESTROY!!!! Pokoknya nikmati aja deh.”

HB: Apa yang bikin lo tertarik dengan mobil ini?

M: Sensasi tentunya. Bisa ngendarain mobil sport tua tahun 50an di masa sekarang, jalan berdampingan diantara mobil-mobil dengan desain yang modern, seru banget. Selain itu desain mobil klasik yang timeless tetap menjadi kepuasan tersendiri buat gue pakai sehari-hari.

HB: Apa main purpose mobil ini buat lo?

M: Sebenernya balik lagi ke hakikat dasarnya kendaraan; mobil sebagai alat transportasi. Walaupun untuk mewujudkan keinginan ini banyak efforts dan pengorbanan untuk sampai bisa menggunakan mobil klasik tahun tua tanpa rasa takut mogok, takut nggak nyaman apalagi takut kotor. DESTROY!!!! Pokoknya nikmati aja deh.

HB: Udah pernah lo bawa kemana aja mobil ini?

M: Selain gue pake sehari-hari di dalam kota, mobil ini udah dua kali nemenin gua PP Bandung-Jogja. Pertama kali di tahun 2017, karena waktu itu gue rasa ini momen yang tepat buat resureksi mobil ini, sekalian ngehadirin pameran otomotif di sana tahun itu. Lalu di tahun 2019 mobil ini gue pake lagi ke Jogja, sekalian coba jalan tol baru. Mungkin kalau ada kesempatan, nanti bakalan gue pake lagi buat trip yang lebih jauh.

HB: Udah pernah lo modifikasi? Kalau ada apa aja?

M: Modifikasi di mobil ini nggak banyak sih, hanya penambahan detail elemen-elemen estetis yang menurut gue cocok sama personal attitude gue dan masih fungsional; seperti roofrack yang gue buat untuk kebutuhan trip saat itu, tutup belakang mesin yang gue desain ulang dangan material berbeda, stiker-stiker koleksi gue yang ditempel di body dan kotoran di body mobil yang sengaja gue biarin seiring waktu selama gue pake mobil ini. Mungkin kalau udah gue rasa cukup, ntar bakalan gue bersihin.

HB: Apa arti mobil ini buat lo? aspirational achievement, functional tool, atau stress-reliever?

M: Ketiga aspek itu memang ada dalam soul mobil ini, menjadi achievement karena seperti yang gue bilang sebelumnya, untuk mendapatkan dan menjalankan mobil ini memang penuh perjuangan. Gue menunggu cukup lama buat nge-develop-nya apalagi dengan keterbatasan dana, parts dan lain-lainnya hahahaha. Maka dari itu waktu akhirnya ada kesempatan develop sampai beres dan mobil ini jalan, jadi nggak ada keinginan untuk melepaskan atau dimasukin lagi ke garasi, malahan makin menguatkan niat gue untuk dijadiin daily car. Istilahnya jadi kendaraan transportasi sehari-hari dengan persona attitude gue dan tetap fungsional. Terus juga sebagai stress reliever pastinya karena bisa ngendarain mobil yang gue suka tanpa beban, ternyata sangat menyenangkan.

HB: Apa aja mobil yang lo punya sebelumnya?

M: Pastinya sih Volkswagen dan beberapa mobil Jepang dan Eropa lainnya, masih adalah beberapa masih gue simpan untuk buat jadi objek kenangan.

HB: Next, mobil apa yang lo incer? Apa aja wishlist lo?

M: Next car yang gue incer, pastinya mobil yang punya nilai originalitas dan patina touch dari history tracking yang jelas karena ujung-ujungnya ya buat melestarikan originalitas dan habitat mobil itu sendiri. Kalau yang menjadi whistlist gue buat sekarang, ingin kembali mencari keberadaan mobil hasil design bokap gue di tahun 80an yang beredar melalui beberapa karoseri di Indonesia, dan kalau bisa sampai mengoleksi mobil-mobilnya juga.

Baca juga artikel DRIVERS lainnya yang menampilkan Iqbaal Ramadhan dan Rifat Sungkar serta mobil favorit mereka.

Baca Artikel Lengkap

Baca Berikutnya

Lazy Susan Rilis Online Magazine seputar Kuliner Indonesia
Kuliner

Lazy Susan Rilis Online Magazine seputar Kuliner Indonesia

Mengangkat tema “State of Travel” untuk edisi pertama.

Biennale Jogja XVI Resmi Dimulai
Seni

Biennale Jogja XVI Resmi Dimulai

Diadakan di Yogyakarta dan online.

Thinking Different dan Foxtrot Hadirkan "Apple" Nike Dunk High Bergaya Vintage
Footwear

Thinking Different dan Foxtrot Hadirkan "Apple" Nike Dunk High Bergaya Vintage

Terinspirasi dari estetika vintage Apple.

The Banda Journal Masuk Shortlist The Paris Photo & Aperture Foundation PhotoBook Awards 2021
Desain

The Banda Journal Masuk Shortlist The Paris Photo & Aperture Foundation PhotoBook Awards 2021

Proyek dokumenter karya fotografer Muhammad Fadli dan Fatris MF.

Disney dan COMME des GARÇONS Merilis Capsule Collection Mickey Mouse
Fashion

Disney dan COMME des GARÇONS Merilis Capsule Collection Mickey Mouse

Dengan grafis yang terinspirasi oleh skate culture.


New Balance Rilis Versi Terbaru 327 dengan Kombinasi Warna Hijau dan Putih
Footwear

New Balance Rilis Versi Terbaru 327 dengan Kombinasi Warna Hijau dan Putih

Tampilan terbaru yang fresh dari sneakers dengan heritage running yang ikonik.

LUI Kembali dari Hiatus dengan Merilis Resort Collection 2021
Fashion

LUI Kembali dari Hiatus dengan Merilis Resort Collection 2021

Menghadirkan lineup apparel reworked yang berfokus pada versatility.

AGAINST LAB dan Phyn Studio Bergabung untuk Sub-Line ‘Abp’
Fashion

AGAINST LAB dan Phyn Studio Bergabung untuk Sub-Line ‘Abp’

Menghadirkan reversible wear yang terinspirasi dari Nike AM97.

ZODIAC dan Crazy Dope Asians Rilis Capsule Collection Kolaboratif
Fashion

ZODIAC dan Crazy Dope Asians Rilis Capsule Collection Kolaboratif

“Always Inclusive, Never Exclusive.”

Will Goldfarb dari Room4Dessert Bali Raih Penghargaan ‘World’s Best Pastry Chef’
Kuliner

Will Goldfarb dari Room4Dessert Bali Raih Penghargaan ‘World’s Best Pastry Chef’

’Golden Boy’ dunia pastry.

More ▾