Ajeng Svastiari Bicara soal Proses Kreatif sebagai Stylist dan Fashion Director
Serta approach dan pandangannya sebagai fashion activist.

Keterlibatan Ajeng Svastiari di fashion industry Indonesia udah nggak perlu diragukan lagi. Selain jadi fashion stylist bagi sejumlah nama-nama populer di entertainment industry, selama lebih dari satu dekade berkarir, Ajeng juga udah sering jadi fashion director di sejumlah show yang digelar oleh label dan brand lokal.
Beberapa tahun lalu, Ajeng mendirikan brand-nya sendiri, Svastiari Studio. Lewat Svastiari Studio, Ajeng bisa dibilang selalu ngepush batasan kreatifnya untuk urusan fashion, seperti berkolaborasi dengan banyak sosok, mulai dari seniman hingga entitas kreatif lainnya, dan mencoba untuk ngangkat isu seperti sustainability dalam tiap koleksinya.
Buat nyari tahu gimana proses kreatifnya baik sebagai fashion stylist dan director, kami bertemu dan ngobrol dengan Ajeng Svastiari. Dalam kesempatan yang sama, dia juga nyeritain soal approach dan pandangannya sebagai fashion activist, hal-hal yang selalu menginspirasinya, dan makna sustainability baginya.
HB: Jeng, sedikit mundur ke belakang, apa sih yang pertama kali bikin lo tertarik jadi fashion stylist?
Ajeng (A): Gue dulu selalu punya ketertarikan dengan men’s fashion, women’s fashion in 1940s, tailoring, literature, dan juga avant-garde things & silhouette in some way. I think those what shaped me as one, and to shape it, even more, some educational background in fashion.
HB: Terus gimana ceritanya lo end up jadi fashion stylist-nya sejumlah sosok-sosok populer di entertainment industry di Indonesia?
A: Once gue kerja sebagai stylist-nya salah satu diva di Indonesia , one thing led to another, connections, recommendations, and I ended up in the scene I think, and here I am now.
“Fashion director memang jadi salah satu pekerjaan yang paling gue suka karena at some point, you can translate every minute of the emotion of the designers, the creator of the clothes, into your visual language, through music, lighting & choreography. It’s deep, you are selling a story here.”
HB: Sebagai fashion stylist, gimana lo mengaplikasikan identitas dan karakter lo di setiap stylingan lo; baik dengan orang-orang yang style-nya beda maupun dengan brand yang beragam?
A: Identitas kita akan terasa dengan sendirinya tanpa kita berusaha buat meletakkan di setiap aspect pekerjaan kita. Mungkin itu yang dibilang karakter ya, but as far as I remember I put them first, above all; their identity and comfort.
HB: Moving forward, karir lo sekarang juga merambah ke fashion director buat shows. Apa challenge yang paling lo sering hadapi ketika jadi fashion director? Menurut pengalaman lo, apa yang menarik dari menjadi seorang fashion director?
A: Fashion director memang jadi salah satu pekerjaan yang paling gue suka karena at some point, you can translate every minutes of the emotion of the designers, the creator of the clothes, into your visual language, through music, lighting & choreography. Di situ gue merasa even hanya dengan sentuhan benang merah yang ditarik oleh tiap model berjalan, sangat berarti untuk si creator dan juga mata yang melihat. It’s deep, you are selling a story here.
“Sebagai seorang perempuan, gue merasa kami punya tanggung jawab banyak sebagai penyeimbang, pencipta, juga penjaga. Ini sebetulnya sustainability yang coba gue ungkapkan lewat Svastiari Studio; layer sustainability yang on the surface sebetulnya semudah itu dengan menerapkan konsep slow fashion, less consume, know who create your clothes, using eco-fabric, and all. “
HB: Selama lebih dari satu dekade lo aktif terlibat di fashion industry Indonesia, lo akhirnya bikin brand lo sendiri, Svastiari Studio, yang bisa dibilang mengangkat isu spesifik soal sustainability. Gimana pandangan lo dan Svastiari Studio sendiri sebagai sebuah brand soal hal tersebut, terutama di era saat ini?
A: Ini hal yang sensitif, luas dan juga complex sebetulnya. Sebagai seorang perempuan, gue merasa kami punya tanggung jawab banyak sebagai penyeimbang, pencipta, juga penjaga. Ini sebetulnya sustainibility yang coba gue ungkapkan lewat Svastiari Studio; layer sustainability yang on the surface sebetulnya semudah itu dengan menerapkan konsep slow fashion, less consume, know who create your clothes, using eco-fabric, and all. But you know what? Menjaga is the hardest part, again, memikirkan whats next for Svastiari Studio adalah challenge terbesar selama ini! LOL, so yeah, I’m on progress.
HB: Kolaborasi sepertinya jadi DNA-nya Svastiari Studio, karena ketika muncul langsung ngajak nama-nama dari disiplin lain, mulai dari visual artist, ilustrator, dan sebagainya. Apa alasan lo berkolaborasi dengan para seniman tersebut dan apakah hal itu yang akan terus lo lakukan ke depannya?
A: There’s always a little bit of art in fashion, and so the other way around. Yes, mungkin in another level of course.
“I think I committed as someone who would speak up for education and knowledge, through fashion. Salah satu yang gue lakukan cukup banyak mungkin share some of the stuffs sebagai narasumber, terlibat di panel discussion, dan juga mengajar sebagai guru di institusi fashion.”
HB: Lo juga menyebut diri lo sebagai fashion activist. How would you describe that dan apa yang pengen lo lakukan dengan role itu?
A: I think I committed as someone who would speak up for education and knowledge, through fashion. Salah satu yang gue lakukan cukup banyak mungkin share some of the stuffs sebagai narasumber, terlibat di panel discussion, dan juga mengajar sebagai guru di institusi fashion.
HB: Apa “fashion advice” yang paling memorable yang pernah lo dapatkan dan bagaimana itu akhirnya works di hidup dan karir lo?
A: “Bahwa jam terbang itu tidak bohong, tapi jangan lupa untuk jadi forever student ya,” hahaha!
HB: Apa ketertarikan lo di ranah lainnya yang selalu lo jadiin inspirasi ketika ngelakuin apa yang lo lakuin di ranah fashion?
A: Literature.
“There’s always a little bit of art in fashion, and so the other way around.”
HB: Apa hal baru yang elo temukan, pelajari, atau malah elo eksplorasi lebih dalam setahun belakangan?
A: Akhir-akhir ini adalah human behavior.
HB: Apa rencana ke depan buat lo sebagai fashion director dan activist, serta buat Svastiari Studio?
A: Relax, I barely survived juggling my days between my family, styling works, teaching & others. Give me some more time to think about it.
Seperti Ajeng Svastiari yang selalu ngepush batasan kreatif dalam tiap hal yang dilakukannya, kalian juga bisa merasakan experience yang breaking the boundaries dengan karya artis dan musisi lokal pilihan secara virtual di sini.