Studio Alaska Alaska Milik Virgil Abloh Membuat Kursi dari Kardus
Dengan desain dari Tawanda Chiweshe, Or Gal, Klara Zepp dan Francisco Gaspar.
Studio Virgil Abloh yang berbasis di London, Alaska Alaska, adalah offshoot yang tidak banyak diketahui orang dari pelaku kreatif multidisipliner asal Chicago ini. Untuk serial sculptural cardboard chair barunya, Alaska Alaska mengajak anggota tim dan designer-nya, Tawanda Chiweshe, Or Gal, Klara Zepp serta Francisco Gaspar, untuk masing-masing membuat versi limited edition dari kursi tersebut, dengan tiga bahan dasar utama: corrugated cardboard, vinyl tape, dan plastic pouch.
Kursi rancangan Tawanda Chiweshe yang diberi nama Dark Is Lovely hadir dalam warna kardus pada umumnya, dan dihiasi dengan vinyl tape kuning yang bertuliskan “Women of African Descent (Perempuan Keturunan Afrika)”. Di bagian depan dan samping kursi, terdapat grafis iklan perawatan rambut vintage dengan tulisan “shea butter” dan “fade resist”.
Sacrifice of Ishak karya Or Gal juga dengan kardus coklat, dicetak di atasnya foto abstrak lukisan Caravaggio dengan nama yang sama, Sacrifice of Ishak. Berbeda dari keduanya, kursi RHEINISCHER FROHSINN buatan Klara Zepp yang mengkombinasikan kardus putih dengan tape orange dan teks bahasa Jerman. Di bagian samping, terdapat teks “für Ihre Notizen” yang berarti “for your notes” dalam bahasa Inggris, serta gambar besar pada bagian belakang.
Terakhir adalah kursi Grandolada oleh Francisco Gaspar yang juga menggunakan material kardus coklat, dengan vinyl tape biru bertuliskan “Grandola Vila Morena”. Pepatah Portugis ini berasal dari sebuah lagu oleh José Afonso, namun menjadi signifikan setelah digunakan sebagai sinyal siaran radio oleh Portuguese Armed Forces Movement selama operasi kudeta militer mereka saat menuntut demokrasi di Portugal. Konteks tersebut berkaitan dengan imagery yang terdapat pada badan kursi, yaitu tentara yang sedang berkumpul.
Keempat kursi dari Alaska Alaska ini dapat dilihat pada galeri foto di atas dan bisa dibeli lewat canary—yellow, masing-masing seharga $ 350 USD (sekitar 5 juta IDR). Seluruh keuntungan disumbangkan ke Feeding Britain, organisasi yang bekerja melawan kelaparan di Inggris.
