NFT Plus Berisi Royalti Lima Album Pertama A Tribe Called Quest Terjual Seharga 1,2 Milyar
Dijamin cuan.

Grup hip-hop legendaris A Tribe Called Quest — bersama platform teknologi musik Royalty Exchange — menjadi pelopor dalam dunia crypto dengan melelang NFT produktif bernilai investasi tinggi yang berisi hak atas royalti rekaman dari lima album pertama mereka.
Berpotensi untuk menghasilkan uang dalam jumlah besar bagi pemiliknya, sejumlah hak yang termasuk di dalam NFT dengan sebutan “NFT Plus” tersebut adalah hak penjualan, streaming, sync, radio satelit, download digital, penjualan CD, placement TV/film/iklan, dan sample. NFT ini mencakup royalti atas lima album pertama dari grup hip-hop asal Queens ini — ‘People’s Instinctive Travels and the Paths of Rhythm’, ‘The Low End Theory’, ‘Midnight Marauders’, ‘Beats, Rhymes and Life’ dan ‘The Love Movement’ — yang berhasil mendefinisikan sebuah genre dan dirilis pada tahun 1990-1998.
Sebelumnya, Royalty Exchange juga merilis NFT music publishing pertama di dunia bersama rapper-komedian Lil Dicky. Pemenang lelang mendapat royalti atas reproduksi mekanis, penampilan publik, dan sync dari hit tahun 2015 “Save Dat Money” oleh Lil Dicky setiap kuartalnya via Ethereum dan bisa mengkonversinya menjadi mata uang fiat.
Lelang dibuka pada angka 16.500 ETH (sekitar 496,4 juta IDR), dengan 10 persen royalti resale yang akan dibagi rata antara Royalty Exchange dan penjual. NFT Plus A Tribe Called Quest terjual seharga 40.191 ETH (sekitar 1,2 milyar IDR) melalui lelang 24 jam yang dimulai pada 30 Juni lalu.