Through The Lens: Harris Syn

Berbicara soal approach-nya yang selalu mengeksplorasi berbagai style dan genre di dunia audiovisual.

Seni
24,480 Hypes

Through The Lens adalah rubrik khusus yang menghighlight para fotografer dari berbagai macam style fotografi, mulai dari portrait, landscape, fine art, fashion, sampai dokumenter. Lewat Through The Lens, tiap fotografer yang kami hadirkan akan memberikan insight mengenai karya beserta approach menarik mereka dalam memotret.


Harris Syn dikenal sebagai seorang director multidisiplin dengan approach audiovisual yang sinematik dan style storytelling yang kuat.

Dengan pengalaman yang beragam di dunia audiovisual, Harris mendirikan production house-nya sendiri, SYN Films, dengan cakupan yang juga beragam dan luas; dari fotografi, film komersial, fashion films, music videos, hingga dokumenter. Ia kemudian juga ngembangin SYN Films jadi production network yang lebih besar lagi, bernama SYNDICATE TV dan udah memproduksi bermacam video dan film.

Dalam edisi terbaru Through The Lens, Harris Syn berbicara kepada HYPEBEAST soal gimana pengalamannya di dunia audiovisual selama ini hingga approachnya sebagai director yang selalu mengeksplorasi berbagai style dan genre.


HB: Hi Harris, gimana sih awalnya lo bisa terjun ke dunia audiovisual?

Harris Syn (H): Ketertarikan gue dengan dunia visual itu diawali dengan gue bekerja sebagai visual merchandiser; menata store, mannequin, dan window display-nya. Lalu saat platform Instagram pertama kali muncul, gue jadi mulai suka motret pake kamera hp terus lanjut ke kamera digital, pelan-pelan nyobain peruntungan jadi fotografer sebagai hobi, dan akhirnya jadi kerjaan.

Beberapa tahun kemudian, gue kerja di digital agency, gue mulai tertarik dengan audiovisual karena menurut gue punya level storytelling yang lebih dalam dibanding still image, dan gue langsung ngebayangin hal yang selama ini gue capture jadi gambar yang diam, tapi kali ini jadi gambar yang bergerak.

HB: Gimana lo ngedevelop style lo saat ini?

H: Fotografi itu sendiri yang akhirnya jadi bekal awal gue sebagai mata, selanjutnya rasa (storytelling) yang harus gue pahami dan miliki. Gue awali dengan sering bikin short documentary dengan alasan punya honest feeling, kemudian berlanjut ke music video, fashion film, dan commercial film (iklan). Karena sekarang sering ngerjain iklan, gue berusaha terbuka untuk nyobain berbagai genre, dari storytelling, comedy, fashion, documentary, stylish, dan beauty. Tujuannya biar ilmunya beda terus.

HB: Apa film ataupun video yang paling menginspirasi karya lo? Atau figur yang berpengaruh?

H: Selama ini inspirasi nggak selalu datang dari film, video atau internet. Kadang bisa datang saat lagi tidur, dari obrolan temen, saat boker, traveling, liat karya seni, bahkan pengalaman pribadi di masa lalu. Tapi kalau ditanya apa salah satu film favorit, gue suka banget sama film Climax karya Gaspar Noé. Mixed feelings nontonnya.

HB: Menurut lo apa sih faktor yang bikin sebuah karya audiovisual bisa jadi lebih hidup? Gimana cara lo utilize hal tersebut dalam karya-karya lo?

H: Selain konsep dan cerita, elemen penting lainnya itu directing, acting, cinematography, editing, sounds, dan production value lainnya. Sampai saat ini, gue pun masih belajar bagaimana bikin semua ingredient itu bersatu secara keseluruhan untuk bisa menyampaikan cerita ke orang yang nonton, dengan pesan dan kesan sesuai yang gue mau. Memang nggak mudah, makanya gue sering ngerasa hasilnya selalu kurang. Nggak ada rumus atau formulanya, ya taunya dengan cobain terus aja.

“Selama ini inspirasi nggak selalu datang dari film, video atau internet. Kadang bisa datang saat lagi tidur, dari obrolan temen, saat boker, traveling, liat karya seni, bahkan pengalaman pribadi di masa lalu.”

HB: Apa yang mau lo achieve dalam beberapa tahun ke depan sebagai sutradara?

H: Gue pengen banget bikin film pendek yang gue tulis sendiri, dengan cita-cita setelah itu bisa lanjut ke film panjang. Sangat challenging ternyata, karena selain waktu, nulis masih jadi kekurangan gue saat ini. Dan ini adalah next step yang pelan-pelan lagi gue jalani.

HB: Ceritain dong satu pengalaman paling memorable di saat lo syuting!

H: Bikin iklan untuk direct client yang hampir nggak ada komen dari konsep sampe eksekusi. Benar-benar percaya dan ngasih ruang kebebasan buat gue untuk bisa eksplor dan nuangin apa yang gue mau. Akhirnya, gue ngerasa itu jadi karya iklan paling jujur yang pernah gue bikin, karena beberapa ceritanya terinspirasi dari pengalaman pribadi dan yang  dialami teman gue. Dan nggak nyangka, iklan itu dapat bronze di Citra Pariwara, kategori editing dan cinematography.

 

“Fotografi itu sendiri yang akhirnya jadi bekal awal gue sebagai mata, selanjutnya rasa (storytelling) yang harus gue pahami dan miliki. Gue awali dengan sering bikin short documentary dengan alasan punya honest feeling.”

 

“Gue berusaha terbuka untuk nyobain berbagai genre, dari storytelling, comedy, fashion, documentary, stylish, dan beauty. Tujuannya biar ilmunya beda terus.”

 

“Selain konsep dan cerita, elemen penting lainnya itu directing, acting, cinematography, editing, sounds, dan production value lainnya. Sampai saat ini, gue pun masih belajar bagaimana bikin semua ingredient itu bersatu secara keseluruhan untuk bisa menyampaikan cerita ke orang yang nonton. Nggak ada rumus atau formulanya, ya taunya dengan cobain terus aja.”

 

 

Baca Artikel Lengkap

Baca Berikutnya

Through The Lens: Christian Lucas Benedict
Seni

Through The Lens: Christian Lucas Benedict

Cek gimana style photography-nya yang minimalist dan clean buat fashion editorial.

Through The Lens: Zirlyanpaja
Seni

Through The Lens: Zirlyanpaja

Cek gimana style photography-nya yang contrast dan bold buat fashion editorial dan photostage.

Through The Lens: Narendra Kameshwara
Seni

Through The Lens: Narendra Kameshwara

Cek gimana skate berhasil mempengaruhi dan membawa Nareend jadi professional photographer di sini.


Through The Lens: Luthfi Ali Qodri (Laok)
Seni

Through The Lens: Luthfi Ali Qodri (Laok)

Cerita soal kesulitan photostage pake kamera analog.

Greedy Dust Siap Gelar Showcase di 3 Kota dalam Format Gigs dan Pameran Kaset
Desain

Greedy Dust Siap Gelar Showcase di 3 Kota dalam Format Gigs dan Pameran Kaset

“Greedy Dust March Showdown”.

Nike Hadirkan Koleksi Ramah Lingkungan untuk Spring/Summer 2022
Fashion

Nike Hadirkan Koleksi Ramah Lingkungan untuk Spring/Summer 2022

Mengoptimalkan penggunaan bahan-bahan recycled.

Avhath Bawakan Lagu Dua Lipa dalam Format Live Session
Musik

Avhath Bawakan Lagu Dua Lipa dalam Format Live Session

“Cool”, “Levitating”, dan “Don’t Start Now”. Tonton di sini.

Tommy Hilfiger Membuat Komunitas Gaming Creatives
Gaming

Tommy Hilfiger Membuat Komunitas Gaming Creatives

Sekaligus sebagai transisi mereka ke Metaverse.

Nartok Angkat Tema Tukang Gosip lewat Single Terbaru "Torture Tower"
Musik

Nartok Angkat Tema Tukang Gosip lewat Single Terbaru "Torture Tower"

Cocok buat yang suka jadi korban gosip.


Pembalap Motor Indonesia, Veda Ega Pratama, Raih Posisi Podium di Idemitsu Asia Talent Cup 2022
Olahraga

Pembalap Motor Indonesia, Veda Ega Pratama, Raih Posisi Podium di Idemitsu Asia Talent Cup 2022

Bakal lanjut tanding di MotoGP yang berlangsung di Mandalika.

Supreme x Burberry Spring 2022 Collection
Fashion

Supreme x Burberry Spring 2022 Collection

Menghadirkan grafis ikonis dan siluet signature dari kedua label.

BALENCIAGA Menggelar Runway Fall/Winter 2022 di Ruangan 360°
Fashion

BALENCIAGA Menggelar Runway Fall/Winter 2022 di Ruangan 360°

Dengan homage spesial untuk Ukraina.

Woodensun Berkolaborasi dengan B. Thom Stevenson Merilis Capsule Collection "Armageddon"
Fashion

Woodensun Berkolaborasi dengan B. Thom Stevenson Merilis Capsule Collection "Armageddon"

Menghadirkan artwork spesial karya B. Thom Stevenson.

Snub N Friends Berkolaborasi dengan Record Bar asal Kyoto, GOOD Morning Record Bar untuk Rilis Lineup Apparel Terbaru
Fashion

Snub N Friends Berkolaborasi dengan Record Bar asal Kyoto, GOOD Morning Record Bar untuk Rilis Lineup Apparel Terbaru

Cek koleksinya yang playful di sini.

More ▾