Studio Visits: Romon K. Yang aka Rostarr

Sang kreator ‘Graphysic’ ngeshare perspektifnya tinggal di Bali dan visinya untuk project Sound Vision Library.

Seni
18,360 Hypes

Romon K. Yang atau yang lebih dikenal sebagai Rostarr merupakan artist kelahiran Korea Selatan yang tumbuh besar di hiruk-pikuk kota New York dan sekarang tinggal di Pulau Dewata dengan tetap menghasilkan karya seni terbaiknya dalam bentuk lukisan, drawing, sculpture, digital, hingga film.

Signature style Romon terlihat dari keberhasilannya menciptakan karya abstract polymorphic paintings, totemic iconographic characters, dan black and white calligraphic. Perjalanan karirnya selama lebih dari 20 tahun juga membuat Romon memiliki bahasa visual sendiri yang dikenal sebagai ‘Graphysic’.

Sosoknya di dunia art semakin dikenal saat ia berkolaborasi bareng Nike untuk barisan koleksi sneakers dan apparel, serta bareng Moncler, Diesel untuk koleksi jam tangan, dan menorehkan karyanya di rooftop The Standard Hotel, New York.

Pada kesempatan kali ini, HYPEBEAST Indonesia berkesempatan ngobrol bareng Romon untuk denger ceritanya tentang gimana serunya berkarya dari Bali, sumber inspirasinya selama berkarir, hingga visinya dalam membangun ‘Sound Vision Library’.


HB: Hai Romon, lagi sibuk apa akhir-akhir ini?

R: Akhir-akhir ini saya sibuk mengerjakan banyak project berbeda; berkolaborasi dengan brand di Bali, Korea, Jepang, USA, project painting & mural, serta bikin produk untuk galeri sekaligus toko saya, Sound Vision Library di Canggu.

HB: Gimana typical day Kamu di studio?

R: Typical day saya di studio dimulai dari jam 8 pagi dengan membalas email, lalu ngerjain desain di komputer atau bikin sketsa ide untuk produk.

Habis itu saya lanjut melukis di atas kanvas atau kertas. Saya biasanya menghabiskan sisa hari dengan menggambar atau bermain dengan dua anak laki-laki saya di studio sampai jam makan malam.

HB: Apa yang paling kamu sukai dari bekerja di New York dan Bali?

R: Kedua daerah ini punya suasana khas tersendiri. Studio Brooklyn saya berbentuk industrial space beton yang besar dan dilengkapi banyak alat dan bahan seni yang memang saya perlukan untuk berkarya. Ruangan ini juga diisi arsip, buku, vinyl, sketsa, dan karya seni saya yang bisa langsung dilihat. Selain itu ada sound system & turntable serta meja pingpong kalau lagi mau santai. Ini adalah ruangan yang sangat berwarna dan menginspirasi saya untuk berkarya.

Sebaliknya, studio Bali saya berbentuk Joglo kayu bergaya Jawa yang terletak di kompleks villa dengan jendela kaca besar menghadap ke kolam renang dan halaman, diisi dengan pohon palem, tanaman tropis, dan pohon buah-buahan.

Studio ini versi Zen dari studio New York. Saya baru tinggal di Bali selama tiga tahun tapi tempat ini mampu menginspirasi dan dipenuhi dengan karya yang perlu saya buat. Art materials memang lebih terbatas di sini tapi saya mengakalinya dengan apapun yang bisa saya dapat di sini. Studio ini bikin saya merasa fresh karena feel-nya memang sangat berbeda dibandingkan dengan yang biasa saya temui di kota-kota besar. Saya ngeshare ruangan dengan istri saya, Magali Benezet yang merupakan ahli keramik luar biasa. Dia punya Kiln besar dan studio tembikar di sana, tempat dirinya memproduksi sebagian besar keramiknya sendiri. Saya sangat bersyukur punya kedua dunia ini untuk berkarya dan terinspirasi oleh dualitas budaya dan orang-orang yang saya temui setiap hari.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Madluvstudio Ceramics (@madluvstudio)

HB: Boleh share tentang proses kreatif kamu?

R: Proses sangat penting karena saya punya approach berbeda untuk segala hal, selalu berubah tergantung pada apa yang saya buat, untuk siapa atau untuk apa saya membuat hal itu. Entah itu lukisan abstrak atau kaligrafi, karakter, logo, tipografi, patung atau sebuah konsep yang saya tanam ke dalam karya saya. Saya nggak membiarkan ada gaya yang mendikte saya sendiri, tetapi saya melihat diri sendiri sebagai problem solver, mencoba mendapatkan hasil terbaik dari kuas atau desain yang saya gunakan.

HB: Siapa orang yang paling mempengaruhi kamu sebagai artist?

R: Ini pertanyaan yang sulit, karena saya terpengaruh oleh banyak hal yang saya lihat, orang yang saya kenal, sejarah kuno hingga sejarah modern dari tribal art sampai grafiti, psikologi, mitos, sains, teknologi, musik, dan arsitektur. Saya merasa pikiran saya seperti pengolah makanan besar yang mengambil ide & referensi dan memadukan semuanya untuk membuat smoothie dalam bentuk visual unik dari diri sendiri.

Namun untuk membuat jawaban ini tetap sederhana, saya akan mengatakan bahwa teman-teman saya yang berbakat menjadi pihak yang paling mempengaruhi saya.

HB: Apa yang menjadi sumber inspirasi utama untuk pekerjaan kamu akhir-akhir ini?

R: Kreasi terbaru saya dalam beberapa tahun terakhir terinspirasi langsung dari kehidupan saya di Bali dan perjalanan ke seluruh Asia Tenggara, pemikiran tentang Karma, kelahiran kembali & kematian, alam semesta, metafisika, konektivitas, psikologi manusia, keunggulan Asia, dan keluarga saya. Semuanya memberikan berbagai energi positif yang nggak terukur kepada saya.

HB: Apa tantangan paling signifikan yang dihadapi seniman muda saat ini?

R: Saya pikir menjadi seniman muda sekarang jauh lebih sulit dibanding saat saya jadi seniman di pertengahan tahun 90an. Ada terlalu banyak informasi di luar sana, hingga terlalu banyak artist. Semua hal kreatif sudah banyak dilakukan secara terus menerus hingga tingkat tertinggi menjadikan segalanya tampaknya menakutkan dan terasa ngga mungkin dicapai. Terus, nggak ada yang bisa mengajari kamu cara sukses dalam dunia seni apalagi kalau kamu nggak sabar dan menginginkan segalanya secara instan. Nggak ada yang mudah, dan begitu kamu mulai mendapatkan pengakuan, pintu semakin kecil dan semakin kecil, dan semakin sulit untuk dibuka.

HB: Saran apa yang akan kamu berikan kepada seniman dan desainer baru?

R: Apa yang saya katakan sebelumnya dalam jawaban terakhir saya seharusnya nggak menghentikan siapa pun dari tujuan atau impian mereka. Itu hanya kebenaran yang menyedihkan. Saran saya adalah: Apa pun yang kamu ingin menjadi atau lakukan dalam hidup, pastikan kamu tahu diri sendiri dengan sangat baik dan kamu mendapatkan kesenangan dari apa yang dilakukan.

Jangan coba-coba buat jadi orang lain karena setiap orang punya jalan hidupnya sendiri; jadilah diri sendiri yang sesungguhnya, bekerja lebih cerdas bukan lebih keras, jangan malas dan jika kamu cukup beruntung, kamu akan dapat melakukan hal-hal hebat dalam karier & kehidupan kamu.

HB: Boleh share sedikit tentang Sound Vision Library? Apa message yang mau disampaikan lewat project ini?

R: Awal tahun ini saya dan istri saya membuka Sound Vision Library; galeri dan toko yang terletak di tengah Canggu. Kami menampilkan karya seni dan merchandise dari seniman lokal & internasional. Selain itu kami juga menyorot lukisan, patung, fotografi, keramik oleh Madluv Studio, serta barang-barang limited edition mulai dari produk interior, pakaian, serta aksesoris pilihan. Misi kami di SVL adalah untuk memberikan kesadaran dan inspirasi budaya melalui kurasi dari para kreator internasional & lokal.

HB: Ada upcoming project yang bisa dishare buat para pembaca Hypebeast?

R: Sebenarnya ada banyak hal yang ingin saya share, tapi saya harus merahasiakannya sampai disetujui dengan kolaborator saya. Tapi rencananya tahun depan saya berencana untuk menggelar solo exhibition di Bangkok, bikin kolaborasi khusus dengan brand lokal & internasional, dan rangkaian pameran menarik di Sound Vision Library. Please stay tuned!

Baca Artikel Lengkap

Baca Berikutnya

Studio Visits: Vloqee
Seni

Studio Visits: Vloqee

Artist Indonesia ini ngeshare experiencenya dalam berkarya di Jepang.

Studio Visits: Jemana Murti
Seni

Studio Visits: Jemana Murti

Artist asal Denpasar ini merespon masalah regenerasi seni budaya Bali lewat AI dan 3D printing.

Ballers Club Studio Bawa Vibes EURO 2024 Lewat Koleksi “Homage”
Fashion

Ballers Club Studio Bawa Vibes EURO 2024 Lewat Koleksi “Homage”

Terinspirasi dari jersey tim di Eropa.


Ballers Club Studio Ngerilis Koleksi Terbaru Mereka, “R.F.D.B”
Fashion

Ballers Club Studio Ngerilis Koleksi Terbaru Mereka, “R.F.D.B”

Terinspirasi dari sepak bola Spanyol.

Bonobo Bawain Piano Riff, 4-on-the-floor Beat, dan Synth Lewat Single ‘Defender’
Musik

Bonobo Bawain Piano Riff, 4-on-the-floor Beat, dan Synth Lewat Single ‘Defender’

Untuk melengkapi kesuksesan album ‘Fragments’.

Konami Umumkan Tiga Game Terbaru ‘Silent Hill’ & Remake ‘Silent Hill 2’ untuk PS5
Gaming

Konami Umumkan Tiga Game Terbaru ‘Silent Hill’ & Remake ‘Silent Hill 2’ untuk PS5

Serta akan hadir film ‘Return to Silent Hill’.

Moncler Maya 70 Collection Bareng Thom Browne
Fashion

Moncler Maya 70 Collection Bareng Thom Browne

Untuk memperingati 70 tahun Moncler.

Cek Supreme x Swarovski x Vans Old Skool Berikut Ini
Footwear

Cek Supreme x Swarovski x Vans Old Skool Berikut Ini

Hadir dalam empat siluet.

DEVÁ STATES Autumn/Winter 2022 “PYGMALION”
Fashion

DEVÁ STATES Autumn/Winter 2022 “PYGMALION”

Cek lookbook terbarunya di sini.


Street Artist Stereoflow Persembahkan Mural di Empat Lapangan Taman Menteng
Desain

Street Artist Stereoflow Persembahkan Mural di Empat Lapangan Taman Menteng

Berjudul “Gelora Ragam”.

World Before Pandemic Ceritain Fase Growing Up dan Coming Of Age lewat Koleksi “Adolescence Capsule”
Fashion

World Before Pandemic Ceritain Fase Growing Up dan Coming Of Age lewat Koleksi “Adolescence Capsule”

Cek koleksi terbarunya di sini.

Union Los Angeles Ngajak Sergio Tacchini Untuk Ngerilis Koleksi Perdana
Fashion

Union Los Angeles Ngajak Sergio Tacchini Untuk Ngerilis Koleksi Perdana

Streetwear meets sportswear.

Kabarnya Samsung Akan Collab Bareng Maison Margiela
Tech & Gadgets

Kabarnya Samsung Akan Collab Bareng Maison Margiela

Kira-kira dalam bentuk apa ya collab-nya?

INFINIT3.io Ngajak Ron English & Garageworks Industries Ltd. Untuk “Charlie Grin”
Desain

INFINIT3.io Ngajak Ron English & Garageworks Industries Ltd. Untuk “Charlie Grin”

Menggabungkan experience art digital dan real-life.

More ▾