Korea Larang Pemutaran Musik dengan BPM Tinggi di Gym Sebagai Upaya Cegah COVID-19
Biar nggak terlalu bersemangat.

Korea Selatan melarang pemutaran lagu kencang saat olahraga untuk mencegah penyebaran virus Corona.
Pemerintah setempat berpendapat bahwa musik dengan bpm tinggi dapat menigkatkan detak jantung yang menghasilkan keringat berlebih dan nafas yang cepat, kemudian berdampak terhadap penyebaran COVID-19. Untuk mengurangi efek tersebut, mereka melayangkan peraturan untuk melarang pemutaran musik lebih dari 120 bpm di sesi aerobik atau kelas sepeda statis. Artikel dari The Guardian mengatakan peraturan ini sama saja dengan melarang lagu BTS “Permission to Dance” atau Loona’s “PTT” untuk diputar, tapi lagu baru Taeyeon SNSD “Weekend” dan “Alcohol-Free”-nya twice masih boleh.
Merespon pemberitaan ini, beberapa pemilik gym menyebut peraturan ini “tidak masuk akal” dan “birokratis.” Salah satu pemilik berbicara dengan Reuters, “memutarkan musik kencang bertujuan untuk menaikkan mood para pengunjung, tapi pertanyaan terbesar saya adalah apakah memutarkan musik klasik atau lagu BTS sudah terbukti menyebarkan virus. Banyak orang sekarang bawa earphone sendiri, bagaimana caranya mengatur playlist mereka?”
Salah satu anggota oposisi partai People Power, Kim Yong-tae juga mempertanyakan logika dan efisiensi dari peraturan ini: “Jadi Anda tidak akan terpapar COVID-19 jika berjalan lebih lambat dari 6km/jam,” tanyanya. “Dan siapa sih yag memeriksa bpm lagu saat berolahraga? Saya tidak paham bagaimana COVID-19 berhubungan dengan pilihan musik saya.”