Rayakan 'World Toilet Day 2021', Soilets Rilis NFT Edisi Spesial untuk Charity
Sekalian berbincang dengan penggagas Soilets untuk cari tahu lebih dalam soal project mereka.

Soilets, project NFT unique 1/1 berformat audiovisual yang menggunakan siluet toilet sebagai objek utamanya, hari ini ngerilis koleksi NFT edisi spesial, dalam rangka ngerayain ‘World Toilet Day 2021’ yang jatuh pada 19 November.
Rilisan NFT eksklusif bernama Brainless Brat tersebut diinisasi secara spontan tepat hari ini untuk dilelang selama 24 jam sepanjang akhir pekan. Hasil penjualannya sendiri rencananya akan disumbangin melalui NGO (non-governmental organization) bernama DO GOOD SH*T, yang nantinya akan disalurkan ke tempat-tempat di seluruh dunia yang butuh perbaikan sarana sanitasi.
View this post on Instagram
Berbicara soal Soilets sendiri, sejak awal, project inovatif ini bisa dibilang adalah salah satu nama dari kancah NFT di Indonesia yang menarik perhatian sejak pertama kali muncul beberapa bulan lalu. Rilis secara berkala dua minggu sekali—mereka memakai istilah Flush bagi tiap batch rilisannya—via blockhain Solana, Soilets selalu konsisten mengajak sejumlah pasangan visual artists dan audio artists untuk berkolaborasi bikin karya toilet digital dengan sentuhan dan interpretasi masing-masing. Nggak bisa dipungkiri, objeknya yang unik, yaitu toilet yang dirancang jadi bermacam output, jadi daya tarik tersendiri, sekaligus bikin penasaran.
Oleh karena itu, bertepatan dengan rilisnya NFT Soilets spesial untuk ‘World Toilet Day’ dan beberapa hari jelang Flush keenamnya rilis, HYPEBEAST berbincang dengan Dissa Kamajaya, salah satu dari komunitas penggagas Soilets, yaitu Kekaisaran Dago, untuk cari tahu lebih dalam soal project mereka ini. Produser, sound designer, dan 3D animator yang berbasis di Bandung itu juga nyeritain soal alasan Soilets ngangkat sanitasi jadi isu utama.
HB: Gimana awalnya project serial Soilets NFT ini bisa jalan? Ada cerita apa dibaliknya?
Dissa (D): Berawal dari ide dan ekperimentasi Kekaisaran Dago dengan teknologi blockchain serta implementasi NFT. Waktu itu, peran kami di blockchain lebih banyak menjadi konsumen, lalu kami berpikir pasti bakal lebih valuable untuk ekosistem kalau jadi creator instead of consumer. Skin in the game, akhirnya kita memulai inisiasi project NFT in di Agustus.
HB: Kenapa objek utamanya toilet?
D: Karena kami pikir NFT itu berasal dari internet meme culture jadi kita ingin membawa spirit meme culture tapi lebih subtle tanpa menghilangkan esensi art dan estetika. Kita sepakat kalau toilet sepertinya menjadi objek yang tepat untuk menjembatani meme culture dan cool aesthetic. Selain itu toilet juga punya filosofi yang menarik, akhirnya jadilah Soilets NFT ini. Filosofinya sih berasal dari kombinasi slang dari berbagai macam meme. (Toilet) tuh seperti throne atau kursi raja tapi terbuat dari porselen; di mana throne itu sering jadi tempat kita berbicara dengan diri sendiri dan seringkali jadi tempat merenung yang cukup sakral—kemewahan duduk di toilet sama kayak duduk di kursi raja kurang lebih. Kayak, pas sesi buang air yang mengharuskan kita duduk diam, itu bisa jadi sumber utama dalam proses kreasi kita, misalnya dalam bikin art form. Analogi dari “ketika ada sesuatu yang keluar, pasti ada sesuatu yang masuk”.
HB: Apa tujuan project ini dan kenapa isu yang diangkat adalah soal sanitasi?
D: Tujuan utamanya mungkin terdengar cheesy tapi kami benar ingin memberikan dampak lewat karya. Buat kami, sanitasi itu adalah hal esensial yang paling underrated yang butuh inovasi dan perhatian. Semua orang harusnya bisa menikmati kemewahan toilet baik di meatverse (dunia nyata) maupun metaverse. Toilet itu harus jadi tempat yang damai untuk sesi menyendiri tiap orang. Toilet dan sanitasi itu udah jadi kebutuhan dalam hidup kita sehari-hari.
HB: Sejauh ini, gimana project Soilets NFT berjalan?
D: Sudah ada 26 toilet yang terjual dan 5 jadi giveaway, dari 31 yang udah rilis dari batch pertama sampe kelima. Kira-kira semuanya menghasilkan revenue antara 620-645 juta IDR. Nantinya, di akhir 2021, bakal ada 50 toilet yang dibikin.
HB: Makin kesini, apa yang makin menarik dari project Soilets NFT ini?
D: Setiap hari selalu ada peluang baru yang terbuka, jaringan yang makin luas untuk kolaborasi, utilisasi teknologi blockchain, tokenomics, dan dinamika market yang sangat cepat. Selalu ada pelajaran dan keseruan setiap harinya. Hal ini menuntut Soilets terus berinovasi ultra cepat.
Contoh keseruan yang berdampak nyata itu adalah Soilets ikut berpartisipasi di ‘World Toilet Day 2021’ dengan ngerilis spesial edisi charity. Yang perlu digarisbawahi, ini semua kita kerjain nggak perlu ijin atau formalitas ini itu ke organisasi manapun. Kita kontribusi sesuai kapasitas kita sebagai NFT artist, dan sisanya dikerjain smart contract. Blockchain makes everything possible. Selain itu, kita bakal ada charity auction lagi dengan organisasi besar di ASEAN bulan depan yang kita belum bisa cerita banyak.
PR lain, kita akan membuka server Discord untuk publik (jadi tantangan sendiri gimana kelola komunitas global di metaverse), sama mau bikin pameran offline dengan analog toilet yang dipamerin. Soilets in real life.
HB: Bisa diceritain singkat soal Kekaisaran Dago?
D: Komunitas value-pack yang disatuin oleh musik, art, internet, makanan enak, dan bercandaan tongkrongan. Lepas dari nama “Dago”, anggotanya tersebar di seluruh Pulau Jawa, Bali, dan Kalimantan.