Rafi Muhammad Mulai Era Baru Lewat Album ‘Reflection’ dan Single “Legacy” Bareng Tuantigabelas
Cek obrolan eksklusif kami bareng Rafi di sini.





Rafi Muhammad Mulai Era Baru Lewat Album ‘Reflection’ dan Single “Legacy” Bareng Tuantigabelas
Cek obrolan eksklusif kami bareng Rafi di sini.
Drummer dan komposer Rafi Muhammad balik dengan proyek kolaboratif terbarunya, Reflection—album lintas genre yang jadi penanda 20 tahun kariernya. Diisi nama-nama kayak Tompi, Andien, Ardhito Pramono, Abigail Cantika, dan Tuantigabelas, album ini ngerayain perjalanan, warisan, dan koneksi kreatif dalam musik Indonesia.
Single perdana Legacy bareng Tuantigabelas jadi highlight awal—perpaduan jazz yang halus dan hip-hop yang bold, diproduseri oleh Kenny Gabriel. Visualnya juga nggak main-main, penuh warna dan momen kolaboratif yang jujur.
Dengan Reflection, Rafi ngajak pendengarnya buat masuk ke ruang personal dan kolektif—tentang membangun sesuatu yang bermakna dan meneruskannya.
Raf, lo udah 20 tahun jalanin karier musik. Di titik lo sekarang, gimana lo ngedefine ‘legacy’? Masih soal warisan musikal, atau udah geser ke personal values yang lo pegang dan lo terusin?
Sekarang gue ngeliat legacy bukan cuma soal karya atau pencapaian musikal yang gue tinggalin. Itu bagian dari perjalanan, tapi lebih dalam lagi, legacy buat gue adalah tentang nilai-nilai yang gue pegang dan wariskan—kayak integritas, kolaborasi, dan bagaimana kita memperlakukan orang lain dalam proses kreatif. Dulu gue mikir legacy itu soal seberapa banyak panggung atau rilisan yang udah gue lewatin, tapi sekarang lebih ke: siapa aja yang gue ajak tumbuh bareng, komunitas apa yang gue bangun, dan pesan apa yang gue tinggalkan buat generasi setelah gue.
Rafi dan Tuantigabelas dateng dari dua dunia yang beda. Jazz sama hip-hop. Tapi di track ini malah ketemu frekuensi yang sama. Gimana lo liat titik temu itu?
Memang dari dulu gue suka banget musik jazz dan hip-hop, tapi ada satu orang yang benar-benar notice dan waktu itu ngasih gue kesempatan buat jadi pembicara soal sejarah musik jazz dan hip-hop—orang itu adalah Glenn Fredly. Dia selalu pesen ke gue kalau musik jazz bisa jadi media yang bagus untuk menyinerjikan genre-genre lain dan komunitas musik yang berbeda.
Bisa dibilang, gue dan kawan-kawan lainnya sekarang lagi ngejalanin legacy-nya kak Glenn. Semoga kolaborasi gue bareng Tuantigabelas bisa jadi inspirasi buat kolaborasi lintas genre. Harapan gue, makin banyak kolaborasi yang out of the box—karena out of the box emang style gue.
Album ini kan isinya banyak banget kolaborator—dari Tompi, Andien, sampe Ardhito. Buat kalian sendiri, kenapa semangat bareng-bareng ini penting banget buat dibawa sekarang?
Gue ngerasa sekarang saatnya musisi berhenti jalan sendiri-sendiri. Kita hidup di era di mana kolaborasi dan koneksi penting banget—nggak cuma buat bikin musik yang fresh, tapi juga buat bangun ruang yang sehat dan suportif di industri ini.
Album Reflection ini bentuk rasa terima kasih gue buat teman-teman yang udah jadi bagian dari perjalanan, sekaligus ajakan buat jalan bareng. Karena ketika kita gabungin energi, genre, dan perspektif, hasilnya bukan cuma musik yang kuat—tapi juga komunitas yang hidup.
Reflection sekarang udah bisa didengerin di semua platform streaming digital. Album ini bukan cuma soal musik, tapi tentang perjalanan, kolaborasi, dan koneksi yang dibangun selama dua dekade.
Dari jazz, soul, R&B, sampai hip-hop—setiap track di Reflection punya cerita, energi, dan perspektif yang nyatuin banyak kepala dalam satu frekuensi. Available now on all streaming platforms.