Guernica Club: Staying Original, Speaking Universal

Unit synth pop/disco pop yang wajib kalian dengar.

Fashion Musik
5.4K 0 Comments

Guernica Club, unit synth pop/disco pop yang dibentuk tahun 2019 di Jakarta adalah sebuah wave yang patut dipertimbangkan. Musik yang mereka hadirkan sangat fresh di telinga pendengar musik Indonesia di beberapa tahun ke belakang, apalagi dibalut sama pendekatan yang cukup unik. 

Dari nama misalkan, kata “guernica” sendiri diambil dari lukisan Picasso yang punya makna tersendiri bagi masing-masing personil dan “club” adalah pendekatan kolektif yang coba mereka bawa. Sementara dari segi musik, pengaruh musik disco, funk, electro pop, scythe pop, dari era 90-an cukup memberikan karakter yang strong di Guernica Club. 

Pas awal mereka dibentuk, single berjudul “Starry Night” begitu gampang untuk menggambarkan karakter dari Guernica Club. Nuansa musik disco dan synth pop begitu kental terasa, di-combine sama vokal Kenisa Niamor yang bertekstur. 

Meski Pandemi Covid-19 sempat membuat band seperti tertidur, Guernica Club akhirnya berhasil menemukan pijakan demi pijakan yang baru. Terbarunya, mereka baru saja merilis single berjudul “iamwhoiam” yang diproduseri oleh Joseph Saryuf. 

Di volume kedua The Original Collective, Hypebeast Indonesia berkesempatan buat ngobrol lebih dekat dengan Guernica Club. Kita ngobrol banyak seputar awal mula terbentuk, “Starry Night”, proses bangkit, sampai originalitas versi Guernica Club. 

Hypebeast (HB): Hi Guernica Club, disco synth pop, kenapa kalian memilih itu? 

Disco synth pop itu ruang di mana modernitas dan nostalgia bisa berdialog. It’s more like a state of mind. Kami tumbuh dengan referensi musik dari ranah disco, funk, electro pop, synth pop, dari era ’80-an sampai nuansa city pop Jepang. Genre ini jadi ruang bermain bagi kami—ritmis tapi emosional, nostalgic tapi fresh. Kami pengen bikin musik yang bisa bikin orang joget, tapi juga mikir. Dan genre yang kontras ini ngasih kami ruang untuk itu.

“Tapi justru dari kekosongan itu muncul ide. ‘Starry Night’ jadi pengingat bahwa karya jujur akan selalu punya tempat, dan eksplorasi kreatif itu nggak ada habisnya.”
- Guernica Club 

Hypebeast (HB): Ngomongin soal market musik Indonesia yang sangat luas dan selalu muncul hal baru, seberapa yakin sama disco synth pop yang kalian bawa? Gimana cara kalian tetep stay original tapi bisa memperkenalkan ini market?

Guernica Club: Kami percaya setiap genre punya tempatnya—yang penting seberapa jujur lo ngebawainnya. Originalitas kami hadir lewat perspektif baru yang kami bawa: berani tampil beda dan punya karakter. Kami terus eksplorasi dari sisi produksi, lirik, vokal, sampai visual. Caranya? Konsisten jadi diri sendiri, tapi juga nggak takut beradaptasi. Sound-nya mungkin niche, tapi pesannya universal.

Hypebeast (HB): Anyway, kalau soal nama boleh ceritain sedikit nggak gimana awalnya kalian terbentuk dan mutusin menggunakan nama “Guernica Club”? 

Guernica Club: ‘Guernica’ berangkat dari lukisan Picasso yang chaotic dan powerful—bagi kami itu mewakili emosi yang sulit dijelaskan satu-satu. Sementara ‘Club’ lebih ke rasa komunitas. It feels safe—especially karena kita terbentuk saat pandemi. Ini adalah ruang di mana kita bisa saling merayakan keanehan dan keresahan bareng-bareng. Nama itu jadi manifestasi siapa kami dan apa yang kami suarakan.

“Originalitas kami hadir lewat perspektif baru yang kami bawa: berani tampil beda dan punya karakter. Kami terus eksplorasi dari sisi produksi, lirik, vokal, sampai visual. Caranya? Konsisten jadi diri sendiri, tapi juga nggak takut beradaptasi. Sound-nya mungkin niche, tapi pesannya universal” – Guernica Club 

Hypebeast (HB): Sejak tahun 2019 sampai hari ini ada nggak moment kalian putus asa atau ngerasa nggak ada lagi yang bisa diexplore dari Guernica Club dan apa yang bikin kalian fight untuk terus eksis sampai sekarang? Apakah pas “Starry Night” rilis?

Guernica Club: Pasti ada, apalagi di era pandemi. Kita banyak berhadapan sama hal personal: questioning diri sendiri, ngerasa stuck, atau ngelihat ekspektasi yang nggak sejalan sama realita. Tapi justru dari kekosongan itu muncul ide. ‘Starry Night’ jadi pengingat bahwa karya jujur akan selalu punya tempat, dan eksplorasi kreatif itu nggak ada habisnya.

Hypebeast (HB): Kalian sempet masuk dalam “100 artis pendatang baru yang akan menaklukkan tahun 2023” versi majalah musik NME (New Musical Express). Gimana perasaannya? Sesuai nggak sama ekspektasi kalian? 

Guernica Club: It felt surreal. Awalnya nggak nyangka—tapi ternyata bisa juga ya? Itu jadi dorongan buat kami terus berevolusi dan menciptakan karya yang impactful.

“Tiap personil punya karakter unik: ada yang bold, ada yang minimalis, ada yang vintage. Tapi semua tetap dalam orbit Guernica Club—yang vibrant, artsy, dan eksperimental” – Guernica Club 

Hypebeast (HB): Dengan musik funk, electro-pop, dan disco yang kalian bawa, gimana hal tersebut bisa kalian representasikan lewat style dan karakter masing-masing?

Guernica Club: Kami percaya visual adalah ekstensi dari sound. Kalau musik kami playful, dreamy, kadang moody—itu juga kebawa ke cara berpakaian dan perform. Tiap personil punya karakter unik: ada yang bold, ada yang minimalis, ada yang vintage. Tapi semua tetap dalam orbit Guernica Club—yang vibrant, artsy, dan eksperimental.

Baca Artikel Lengkap

Baca Berikutnya

Adidas Presents “The Original Collective”
Fashion Musik

Adidas Presents “The Original Collective”

with The Cottons, Guernica Club, & ENVY*.

The Cottons: Bangkit, Originalitas, dan Harapan
Fashion Musik

The Cottons: Bangkit, Originalitas, dan Harapan

Proses Menemukan Semangat dan Bentuk Baru dalam Bermusik

Club Corazon Wraps Up March with BENWAL
Fashion

Club Corazon Wraps Up March with BENWAL

Pre-sale ticket udah bisa dibeli secara online.


Jameson x Hypebeast Indonesia Drop “Must Be A Jameson” Capsule Collection
Fashion

Jameson x Hypebeast Indonesia Drop “Must Be A Jameson” Capsule Collection

Rilis di FED Bali hari Jumat, 14 Maret 2025.

Dongker dan Kinder Bloomen Gelar Tur “Rima Ini Mekar Di Jawa - Bali”
Musik

Dongker dan Kinder Bloomen Gelar Tur “Rima Ini Mekar Di Jawa - Bali”

Dari Bali, Malang, Surabaya, Yogyakarta, sampe Bandung.

Wallabee Day Bandung: Ride, Beats, and Stories of Timeless Style
Fashion Footwear Otomotif

Wallabee Day Bandung: Ride, Beats, and Stories of Timeless Style

Energi Bandung buat Wallabee emang nggak main-main.

The Cottons: Bangkit, Originalitas, dan Harapan
Fashion Musik

The Cottons: Bangkit, Originalitas, dan Harapan

Proses Menemukan Semangat dan Bentuk Baru dalam Bermusik

Adidas Presents “The Original Collective”
Fashion Musik

Adidas Presents “The Original Collective”

with The Cottons, Guernica Club, & ENVY*.

atmos x On Cloudmonster Void "Yozakura" Terinspirasi "Beauty of the Spirit"
Footwear

atmos x On Cloudmonster Void "Yozakura" Terinspirasi "Beauty of the Spirit"

Available di atmos Indonesia besok, 24 April 2025.


Boiler Room Favorite, RIRIA, Kicks Off Asia Tour di Jakarta bareng Aria
Musik

Boiler Room Favorite, RIRIA, Kicks Off Asia Tour di Jakarta bareng Aria

Aria siap bawa debut show RIRIA di Jakarta tanggal 26 April 2025 di ZOO Club, Fairgrounds SCBD.

WORMHOLE Drops 15th Anniversary Capsule bareng 15 Brands
Fashion

WORMHOLE Drops 15th Anniversary Capsule bareng 15 Brands

Maternal Disaster, Sepatu Compass, W.Essentiels · Pot Meets Pop, United Hart, Perish Index, Ssst, sampe Humblezing.

Jakarta Slowburn & Bora Soda Drop Kolaborasi Jersey & Cap
Fashion

Jakarta Slowburn & Bora Soda Drop Kolaborasi Jersey & Cap

Available now.

"No Map Required: Volume One," Vietnam lewat Mata dan Rasa
Seni

"No Map Required: Volume One," Vietnam lewat Mata dan Rasa

A self-published photobook by Kiki Amalia. Launch di Sunset Limited 18-19 April 2025.

Lacoste Melangkah ke Masa Depan dengan L003 NEO SHOT Sneakers
Footwear

Lacoste Melangkah ke Masa Depan dengan L003 NEO SHOT Sneakers

Presented by Lacoste
Ngehighlight komitmen kreatif French label tersebut di culture, sport dan fashion.

More ▾