Pameran “Out of Home” dari Hilarius Jason: Eksplorasi Memori di Bar Kotak
Open for public viewing dari tanggal 21 to 23 November 2025.
Museum MACAN dan Bar Kotak ngebuka sesuatu yang beda lewat “Out of Home,” pameran terbaru Hilarius Jason yang mengeksplorasi memori, emosi, dan ruang. Jason ngambil alih Bar Kotak total dan ngubah speakeasy itu jadi “rumah” versinya sendiri, tempat masa kecil, masa sekarang, dan potongan ingatan yang ngambang saling ketemu.
“Setiap kali gue ke Bar Kotak, yang gue rasain itu home,” kata Jason. “Dan sekarang, banyak banget hal di hidup gue yang lagi bersinggungan sama kata ‘rumah’. Dari situ gue mikir, kenapa enggak gue jadikan Bar Kotak sebagai rumah gue juga?”
Walaupun orang-orang kenal Jason lewat fotografi fashion, karya di sini justru jauh dari kesan glossy. Banyak fotonya blurry, noisy, dan anonim. “Fotografi yang sesungguhnya dari gue itu sebenarnya seperti ini,” ujarnya. “Everything’s anonymous. Buat gue, feeling nomor satu. Kalau fotonya perfect tapi enggak ada feeling-nya, what’s the point?”
Jason juga cerita kalau akar visualnya udah kebentuk dari kecil, walaupun dulu enggak ngerasa jago. “Nyokap selalu bilang gue itu good with visual. Tapi gue dulu merasa gambar gue enggak bagus. Baru waktu ikut expo fotografi di SMP gue merasa, ‘Oh, ternyata gue bisa menyampaikan apa yang ada di kepala gue lewat media lain.’ Dari situ, gue decide jadi fotografer.”
Soal memori, seenggaknya di pameran ini, Jason sama sekali enggak ngejar “ketepatan.” Buat dia, yang penting sensasinya. “Memori itu enggak akan pernah jelas,” katanya. “Sebagus-bagusnya memori gue, I’m getting older. Makin ke sini, memori juga berubah. Jadi gue memilih untuk memotret perasaannya, bukan ‘faktanya.’”
Ia juga lebih suka karya yang ngasih ruang buat interpretasi. “Kalau obvious, lu enggak punya ruang buat imajinasi,” jelasnya. “Gue lebih suka karya yang open for interpretation.”
Dari awal sampai akhir, pameran bergerak kayak perjalanan pikiran: mulai dari hutan masa kecil yang paling vivid, masuk ke ruang domestik yang lebih abstrak, sampai potongan memori yang makin kabur. “Di sini justru memori yang vivid ada di awal,” kata Jason. “Makin ke belakang, itu udah ‘gue rasa dulu kayak gini deh’, bukan ‘gue ingat dulu kayak gini’.”
Soal apa yang dia pengin pengunjung rasain, jawabannya simpel: energi. “Gue enggak berharap mereka nostalgia. Itu memori mereka. Yang gue pengin mereka rasain adalah panasnya, humid-nya, movement-nya. The energy yang gue punya pas gue kecil, dan mungkin sampai sekarang.”
View this post on Instagram

















