Through The Lens: Aldiansyah Waluyo
Cerita soal pengalaman dengan filter toycam dan kenangan kamera pocket analog.

Through The Lens adalah rubrik khusus yang menghighlight para fotografer dari berbagai macam style fotografi, mulai dari portrait, landscape, fine art, fashion, sampai dokumenter. Lewat Through The Lens, tiap fotografer yang kami hadirkan akan memberikan insight mengenai karya beserta approach menarik mereka dalam memotret.
Aldiansyah adalah nama familiar di dunia fotografi Indonesia, khususnya di Kota Bandung. Ia punya karakter yang unik dengan memadukan permainan ide dan visual khasnya. Ia juga bikin brand Woodensun, bareng partnernya Arend, Aldi turut dalam pembuatan lookbook yang diproduksi sendiri.
Berawal dari hobi fotografi, Aldiansyah dikenal dengan baik lewat visual yang lebih fresh kedalam karya-karyanya. Memiliki passion di dunia photography, karya dari Aldi bisa dibilang out of the box; dari ngerjain band profile terbaru The Changcuters, hingga koleksi Showcase dari “Amur Adonis: NADJANI x Syagini”, dan After Taste agency food photography yang ia jalankan.
Buat Through The Lens kali ini, kami ngajak ngobrol Aldiansyah soal gimana ngebuat fotografi seakan lebih seru dan fun. Lewat hasil karyanya hingga sejauh ini.
HB: Hi Aldi, gimana sih awalnya lo bisa terjun ke dunia fotografi?
Aldiansyah (A): Awal mula itu SMA, waktu itu musim kamera Canon 1100D dan filter toycam-nya sekitar tahun 2011, kakak gue punya kamera itu buat dia main dan gue pinjem itu kamera, kebetulan beberapa temen punya juga jadi ngulik bareng deh di waktu itu. Terus di deket sekolahan dulu ada pasar kaget, gue beli kamera pocket analog dijual sekitar 25-30rb itu juga yang makin bikin penasaran sama dunia fotografi.
Dari situ gue mulai perjalanan fotografi, sering fotoin temen-temen kalau main, gue foto temen-temen juga kalau band-nya manggung dan kalo weekend sering ngejar sunrise di bukit sekitaran Bandung sambil foto.
HB: Portfolio lo banyak diisi sama fashion editorial, apa yang bikin lo fokus ke field ini?
A: Mulainya dari Woodensun sendiri, gue jadi sering ngelatih untuk fokus ke fashion editorial.
HB: Gimana lo nge-develop style fotografi lo saat ini?
A: Sering liat buku foto photographer lokal dan luar atau majalah foto seperti British Journal of Photography.
Lalu semenjak buka lab cuci sendiri (Labyrinth Film Lab), gue semakin banyak dapetin sudut pandang baru dalam fotografi dari uniknya cara foto customer sendiri yang tipenya mulai dari praktisi sampai yang buat fun doang.
Jadinya ya ngebuat fotografi seakan lebih seru dan fun. Hal tersebut yang membuat gue jadi terus mengembangkan style foto gue saat ini.
HB: Apa subject atau tema besaran yang lo enjoy buat eksplor belakangan ini?
A: Menikmati fotografi dengan print di media alternatif seperti wet print dan screen printing. Lalu buat-buat foto untuk artwork produk Woodensun dan band.
HB: Menurut lo apa sih detail yang bikin sebuah foto jadi lebih hidup? Gimana cara lo utilize hal tersebut dalam karya foto lo?
A: Komunikasi serta kepekaan terhadap objek dan momentum, itu bisa terjadi karena tidak disengaja, tapi itu juga bisa dilakukan dengan sengaja (karena insting), di sinilah keunikannya.
HB: How do you describe visual direction Woodensun?
A: Berani, terus terang, dan original.
HB: Apa genre foto lain yang lo penasaran pengen lo coba? Why?
A: Documentary Photography mungkin ya, bisa traveling lalu assignment menyusun cerita dalam bentuk photo, kayanya seru.
HB: Apa yang mau lo achieve dalam beberapa tahun ke depan sebagai fotografer?
A: Realisasi beberapa on going project buku foto secara kolektif dan pribadi, exhibition photo archive untuk Woodensun, lalu semoga bisa ikut program residensi fotografi di luar negeri.
“Sering fotoin temen-temen kalau main, gue foto temen-temen juga kalau band-nya manggung dan kalo weekend sering ngejar sunrise di bukit sekitaran Bandung sambil foto.“
“Menikmati fotografi dengan print di media alternatif seperti wet print dan screen printing. Lalu bikin foto buat artwork produk Woodensun dan band.“
“Jadinya ya ngebuat fotografi seakan lebih seru dan fun. Hal tersebut yang membuat gue jadi terus mengembangkan style foto gue saat ini.“