Tiffany Mediana dan Kelly Widodo Bicara Soal space& dan Pentingnya Personal Branding
Co-founders space& juga ngebahas furniture, arts, serta creative scene di London dan Singapore.


Personal branding di dunia creative industry maupun di dunia bisnis sangat penting karena dapat membantu menceritakan diri kita sendiri, sekaligus memperkuat identity dalam sebuah brand serta individu. Hal ini juga merupakan langkah yang paling efisien agar lebih stand-out dibandingkan dengan brand lain.
Pada bulan Juni lalu, space& merilis debut collection mereka “01 Armchair& Foliage”, di mana mereka melebur esensi curated ideas & art lewat visual campaign brand furniture yang kuat. space& percaya bahwa taste decor tiap orang bisa terlihat melalui personal style mereka.
Kami berkesempatan untuk ngobrol bareng Tiffany Mediana dan Kelly Widodo tentang space&, furniture, creative scene di London dan Singapore, serta pentingnya self branding dalam nge-represent sebuah brand.
HB: Hi Tiff & Kelly, please tell us about your roles in space&!
(S): Tiffany PR, marketing dan social media, sedangkan Kelly lebih di bidang operations. Yang uniknya lagi produk-produk space& mau dibawa ke Singapore, padahal kita belum punya international services. Menurut kita, hal ini bisa terjadi based on experience living in Singapore and London di mana openness and willingness to talk to everyone is the key, karena dua hal tersebut bikin kita gampang kemana-mana. Contohnya kita baru launch collection pertama, walaupun hanya beberapa drop, restaurant dan bar di Singapore udah ngundang kita ke exhibition. Di Jakarta juga gitu, jadinya followers kita sangat organic, brand space& is very much us and they appreciate it.
HB: Kalian lama tinggal di London dan Singapore, please share some thoughts about the creative scenes there! Apa yang berbeda dengan Indonesia?
(S): Sebenarnya di London itu more easily available jadi lo kemana-kemana ada baju bagus, art bagus, sekaligus banyak acara-acara keren. Tapi serunya di Indonesia tuh it’s growing very quickly, dan walaupun nggak se-establish London, tapi there’s so much opportunity untuk individual di Indonesia. Di sini market-nya lebih exciting, terus creative scene-nya belum banyak dikembangin juga.
Kalau di Singapore, opportunites dan similarities sama kayak di Jakarta, tapi walaupun Singapore negara maju, creative scene di Indonesia lebih ter-established, Singapore itu lebih corporate based. Dari situ gue sadar bahwa connection kita sangat broad dan bisa grow our network. Orang di Singapore bakal appreciate lifestyle, fashion, dan art dan ternyata mereka suka banget. They really appreciate it even though it’s a small group.
HB: How is the attitude and cultural scene di Singapore, compared to Indonesia?
(S): Semua orang di Indonesia are very friendly karena dari awal banyak orang-orang yang sudah di industri fashion for a very long time are willing to teach us. Intinya orang di sini are very helpful dan very encouraging.
Walaupun kita baru established, we are extremely humbled that people invited space& to events and those who wanted to get to know our brand more. Kita juga nggak nyangka juga dapat exposure kayak gini, in the end, it’s very exciting. The local scene in Singapore is very friendly, encouraging, and inclusive karena di sini network dan creative scene-nya is so small.
Contohnya di sana ada senior editor terus ada yang punya exhibition, jadi udah pasti bergengsi. Kita sendiri sempat bingung kayak, “Why am I invited?”, Terus orang-orang di sana langsung ngomong, “I wanna know about your brand”.
HB: How is a day in a life untuk Kelly Widodo dan Tiffany Mediana?
(S): Waktu itu kita sempat tinggal bareng for a while di tahun 2019, our friends bilang “space& is literally a spitting image of you both“, di mana Kelly sebagai East London girl, dan gue West London girl tapi beda proportion-nya aja.
When you look at art and exhibitions, rata-rata itu di Mayfair. Kalau di East lebih something new dan experimental kayak pop-up, dan kita sering banget ke Frieze Art Fair setiap bulan Oktober di Regent’s Park. Nah di sana from contemporary sampai ke classic art juga ada.
Jadwal kita biasanya morning coffee, lunch, ikut kelas, nge-wine, terus ada acara pop-up atau concept store. Kita pasti ke sana sambil vintage shopping sekaligus ketemu temen-temen juga. Kalau ditanya hobi kita apa, ya hobi kita palingan to enjoy the simple things in life dan appreciate semuanya kayak lihat arsitektur, interior, arts, taste different wines. Jadi saat kita bikin space&, from the beginning we have said we’re not designers, we just appreciate fashion.
View this post on Instagram
HB: Boleh share how space& incorporate dengan style kalian?
(S): Every time people ask, “What’s your clothing style?”, jawabannya pasti nggak ada. Buat kita, we dress daily depending on how we feel, jadinya beda-beda terus tiap hari. So we want space& to be like this as well, we wanna make our pieces as versatile as possible, di mana outfit ini juga bisa dipakai dari start of the day sampai end of the day.
HB: Creative brief space& itu gimana? Boleh spill nggak?
(S): Creative brief space& itu masalahnya, kita nggak pernah disagree, we always has the same mindset. Mulai dari photoshoot, campaign, moodboard, inspiration, explore fotografer dan styling-nya itu dari kita. But also we really like color and pattern, jadi kita berani nge-mix karena nggak peduli orang ngomong apa. Contohnya kayak ke kantor korporat, tapi kita pakai kemeja leopard, kita tuh nggak jaim dan bodo amat sama persepsi orang lain.
HB: Apa mitigation plan kedepannya untuk space&? dari segi short-term dan long-term goals-nya apa aja sih menurut kalian?
(S): Kita dari awal pengen jadiin space& sebagai long term main project untuk grow into something a space not only for collaboration but bisa branch out. Untuk kedepannya, kita mau collaborate bareng florist soalnya industri florist sekarang makin keren, seperti lagi seringnya pop-up event. Basically, creative dreams kita adalah pengen tap-in ke industri F&B, furniture, fashion, dan vintage clothes ke space& karena lebih sustainable.
Nggak hanya itu aja, our dream is to trade vintage furniture, clothing, fashion, food. Sebenarnya gue bersyukur karena nyokap punya barang-barang vintage, karena dari situ gue bisa explore lebih dalam lagi. Terus dari situ juga gue pengen lebih ke arah vintage clothes buying karena lebih sustainable. For us curation vintage pieces and furniture itu merupakan mimpi kita. Intinya, kita berusaha meminimalisir fast fashion.
“Kita pengen jadiin space& sebagai platform not only for collaboration, tapi bisa branch out ke industri F&B, furniture, fashion, serta vintage clothing.”
HB: Apa ground rules kalian buat berkolaborasi?
(S): Belum kepikiran dont’s-nya, kita nggak mau selalu wearable articles, we wanna do furniture also with interior designers and product designers. Intinya, we are completely open to all industries for collaboration, even the wine industry as we are both lovers of wine.
HB: What would be your ultimate collaboration?
(S): Nggak ada, we’re very open. Sisi yang pengen kita showcase adalah all these different styles that we can incorporate as one brand. We wanna try and explore everything.
Tapi untuk koleksi keduanya kita pengen ngerjain project-based work bareng seorang ilustrator namanya Nathania, she is a university student who studies fashion and art. Ilustrasinya sangat beda dengan paintings yang kita sebutin tadi. Kita kenal dia gara-gara pernah bikin illustration buat Lazy Susan. Kita pengen ilustrasinya itu baik dari segi fashion, personality, taste, dan style bakal selalu evolving, that’s what really want to represent our brand. Intinya kita seneng kerja sama dengan young artists.
“Nggak ada, we’re very open, kita pengen showcase all these different styles that we can incorporate as one brand. Jadi we wanna try and explore everything.”
HB: Siapa artist favorit kalian?
(S): Kalo painter Henri Matisse, Egon Schiele, sampai website Sunday Salon dari Australia, dia sering ngejual prints from different artists. Kalo Kelly design inspirations-nya lebih ke different era of interior design. Nggak hanya itu aja, kita suka ngelihat furniture di website namanya Vinterior.
Gue pernah beli collectible item vintage art deco mirror pas tinggal di London, tapi juga suka banget mid-century modern furniture pieces yang lebih simple, serta walls and textures dari industrial era. One thing about us is, kita suka banget different designs of chairs karena bisa banget jadi statement piece yang merubah ambience dalam ruangan.
We’re into collecting vintage clothing dan aksesoris, random art di jalanan yang nggak bakal ditemuin di mana-mana. Abis itu juga koleksi books, art prints, photography books style dari tahun 40-an sampai 90-an, vintage magazine dari Jepang gara-gara nyokap sempet di sana selama 8 bulan.
HB: Menurut kalian apa insight yang bisa dipelajari dari creative scene di luar biar industri lokal terus berkembang?
(S): Menurut kita, we are not in a position untuk ngasih tips, tapi malah kita yang mau belajar. How we grow is by learning from people around us, tapi balik lagi, harus ngebiasain talking to random strangers. Tapi di Indonesia susah execute hal-hal kayak gini karena rata-rata orang terlalu jaim, terlalu eksklusif, but the culture here it’s getting better. Tapi you learn a lot by speaking to people and not being exclusive.
You’re never going to grow if you’re with the same people all the time. Cepetan keluar dari comfort zone dan boundaries, sekaligus temenan sama semua orang, let’s learn and respect each other more.
“You’re never going to grow if you’re with the same people all the time. Cepetan keluar dari comfort zone dan boundaries, sekaligus temenan sama semua orang, let’s learn and respect each other more.”
HB: Apa visi space& dalam lima tahun ke depan?
(S): Dari awal kita belum ngebayangin offline store space& bakal kayak gimana, tapi udah pasti bakal jualan baju, aksesoris, ceramic pieces, statement pieces, home decor, furniture, magazines, dan journals.
Kita juga lagi pengen ngutamain website biar dapat international exposure. Dari awal, kita pengen gandeng local creatives, especially orang-orang yang berhasil bawa produk-produk Indonesia ke negara lain.
View this post on Instagram