Rizkiaji "Bob" Primastomo Berhasil Finish di Garmin UNBOUND Gravel XL di AS
Jadi satu-satunya cyclist Indonesia yang bersaing dan finish di kelas terberat pada event gravel terbesar di dunia itu.








Pesepeda asal Yogyakarta, Rizkiaji “Bob” Primastomo, akhirnya berhasil finish di Garmin UNBOUND Gravel XL yang berlangsung pada Jumat, 3 Juni 2022 lalu di Flint Hills, Kansas, AS. Nggak tanggung-tanggung, Bob jadi satu-satunya cyclist dari Indonesia yang bersaing di kelas terberat dari long endurance bicycling challenge terbesar di dunia ini.
Ngomongin soal keberhasilannya nyelesein UNBOUND Gravel XL ini, Bob bilang,
“Unbound Gravel yang di helat sejak tahun 2006 adalah event gravel terbesar di dunia, tempat dimana menjadi cikal bakal berkembangnya sepeda gravel ini memotivasi saya untuk menyelesaikan tantangan yang ada. Beruntungnya, ada kesempatan dan support dari tim dan sponsor. Terimakasih kepada Agoge, AgogePG22, Berkah Jaya, Garmin Indonesia, WIU cycling, Trek Indonesia, Shimano BT. Indonesia yang telah memberi support sepenuhnya, serta dukungan yang tak putus-putus dari teman-teman di Indonesia.”
Pas cerita soal rute yang ditempuhnya, Bob nyatain kalau realita dan ekspektasinya nggak jauh beda. “Untuk jalanannya, lebih bisa dipacu daripada di Indonesia. Karena walaupun kontur naik turun, jalannya cukup lebar. Sehingga tidak banyak technical section yang mengganggu,” jelasnya.
Berbeda dengan cuaca, selama persiapan, ekspektasi suhu di Emporia adalah 25-35°C mengingat musim menuju summer. Realitanya, suhu berkisar antara 13-18°C, dan itu jadi challenge tersendiri buat Bob.
“Hal yang tak diinginkan terjadi saat malam di kilometer 173. Saya jatuh mengantam keras kerikil saat menuju water station El Dorado. Luka biarlah luka, putaran kaki tetap dijaga. Melanjutkan perjalanan 7-8 jam menembus malam El Dorado sampai Uereka. Dinginnya luar biasa, 13-14°C,” cerita Bob soal experience-nya sama suhu waktu itu. Nggak hanya itu, pas baru mau sunrise di kilometer 300, sepeda Bob ngalamin malfungsi Di2 yang bikin gear-nya nggak bisa dioper dengan tepat.
Dalam event non-supported ride ini, Bob harus ngupayain segala halnya sendiri. Beberapa kali nyoba melakukan perbaikan, malfungsinya kembali kejadian. Akibatnya, ia berkali-kali kehilangan momentum. Oleh karena itu, Bob mutusin buat nyelesein sisa kilometer dengan singlespeed hingga finish.
“Di 100 km terakhir, apa yang diupayakan terhenti di satu kombinasi gigi. Sewindu penantian keikutsertaan saat dulu asik main fixedgear. Dituntaskan dengan Singlegear. 46x17T. Wani!”
View this post on Instagram
Dari 137 peserta yang start di kelas XL, hanya 104 orang yang berhasil finish, dan Bob adalah salah satunya. Ia berhasil menuntaskan medan kerikil dan tanah sepanjang 352,3 mil (sekitar 560 km) dengan elevasi 4.935 m, dan menjadi finisher pria urutan 58 dengan waktu 30 jam 16 detik; meleset dari ekspektasinya, yakni 26 jam.
Meski begitu, Bob ngaku kalau semaraknya “Unbound” ninggalin banyak kesannya baginya, mulai dari landscape alam sepanjang rute sampe pertemuannya dengan rider “Unbound” dari belahan dunia lainnya.
Hampir 4.000 pengendara dari 38 negara dan 50 negara bagian AS berkumpul untuk event balap gravel terbesar di dunia ini. “Di antara ribuan rider dari seluruh dunia ada sebelas riders lain dari Indonesia. Iwan dan Reza Wibawa yang tinggal di Qatar, Ari Suryanto yang tinggal di Washington DC, serta 8 riders lainnya,” cerita Bob.
Tahun ini, total ada 12 pesepeda asal Indonesia yang mengikuti berbagai kelas UNBOUND Gravel. Bob berharap tahun depan bakal lebih banyak pesepeda Indonesia yang ikutan. “Karena menurut saya, teman-teman Indonesia sangat mampu dan kuat untuk menyelesaikan Unbound,” pungkas Bob.
View this post on Instagram