Through The Lens: Sharon Angelia

Cek bagaimana Bali-based photographer ini bermain dengan framing dan komposisi yang unorthodox.

Seni
94,044 Hypes

Through The Lens adalah rubrik khusus yang menghighlight para fotografer dari berbagai macam style fotografi, mulai dari portrait, landscape, fine art, fashion, sampai dokumenter. Lewat Through The Lens, tiap fotografer yang kami hadirkan akan memberikan insight mengenai karya beserta approach menarik mereka dalam memotret.


Sharon Angelia adalah fotografer muda yang tinggal di Bali dan dikenal lewat kekhasan karyanya, terutama dalam fashion photography dan editorial. Sharon punya karakter yang memadukan permainan cahaya yang apa adanya dengan memanfaatkan natural light, serta selalu menonjolkan fitur-fitur dari objek manusia yang dipotretnya; menampilkan ekspresi dan body language yang terlihat natural dan intriguing secara visual. Dalam fotografinya, Sharon juga bisa dibilang sering menghadirkan framing dan komposisi yang unorthodox.

Karya-karyanya sendiri udah tersebar di sejumlah publications hingga dipakai untuk brand dan fashion label ternama. Di luar itu, Sharon punya project foto bernama “Her Sunset” yang menarik untuk disimak. Seri ini nunjukkin lebih dalam karakternya sebagai seorang fotografer dan eksplorasi karya fotonya, dari sisi yang lebih personal, sekaligus menghadirkan obrolan dengan sosok-sosok yang dipotretnya.

Dalam edisi terbaru Through The Lens, kami ngobrol dengan Sharon untuk mencari tahu cerita menarik soal awal mula ketertarikannya dengan dunia fotografi, apa aja yang selalu menginspirasi karyanya selama ini, dan keinginannya sebagai fotografer.


HB: Hi Sharon, gimana sih awalnya lo bisa terjun ke dunia fotografi?

Sharon (S): Nokia 6500 dengan kamera Zeiss 3.2 megapixel adalah perangkat pertama yang menginzinkanku untuk bereksperimen dan peka terhadap cahaya, manusia, dan keunikannya. Tahun 2009 tepatnya, aku jeprat-jepret apa aja yang menarik perhatianku di kelas. They studied, I shot. Nggak lama, ketahuan sama Bapak Kepala Sekolah. Bukannya ditegur, malah dipinjemin kamera DSLR beliau dan buku panduan awam kamera. “Minggu depan bantu saya dokumentasiin acara open house sekolah ya,” katanya.

Dari berkontribusi dalam seksi dokumentasi sekolah sampai diikutkan beberapa perlombaan fotografi, hadiah menangnya ditabung lalu dibelikan kamera DSLR pertama. Sejak itu, kamera dan fotografi sendiri adalah tool of freedom buat aku berekspresi dan berkarya.

HB: Gimana lo ngedevelop style fotografi lo saat ini?

S: Style fotografi bukan sebuah fokus yang aku ingin develop. Seringnya lebih ke nyobain teknis yang belum pernah aku coba sebelumnya. Dibanding tahun-tahun awal berkarir, sekarang lebih rajin mengeksplor lensa, kamera, dan artificial lighting. Menantang diri sendiri untuk bereksperimen dengan teknik baru namun hasilnya sama-sama menyenangkan. Sedangkan dalam bermain komposisi dan framing aku berusaha sekeluar mungkin dari apa yang sering diatur oleh teknik.

HB: Ada nggak fotografer lain yang lagi lo into? Someone yang menginspirasi lo buat berkarya.

S: Inspirasi paling segar buatku adalah manusia dan perilaku uniknya. So, strangers on Instagram dan hasil foto handphone amatirnya akan keseharian mereka dan apa saja yang menarik di mata mereka, are the best. Semakin second account, semakin dumped random photos, semakin menginspirasi.

HB: Menurut lo apa sih detail yang bikin sebuah foto jadi lebih hidup? Gimana cara lo utilize hal tersebut dalam karya foto lo?

S: Keorganikan objek yang difoto, bisa itu karakter manusia, chemistry, atau tempat. Organik yang aku maksud adalah yang tidak dibuat-buat, tidak dipaksakan. Aku percaya memotret objek yang tidak dibuat-buat lebih ada kecenderungan untuk menghasilkan karya yang lebih tidak terduga. Pemilihan talent dan lokasi adalah salah satu proses pra-produksi dimana aku paling picky. Preferensi aku selalu pada talent yang berani membawa karakternya sendiri, walaupun dia baru—daripada talent yang berusaha mengikuti acuan pose tertentu.

HB: Apa yang mau lo achieve dalam beberapa tahun ke depan sebagai fotografer?

S: Keseimbangan antara fotografi sebagai bidang profesi dan fotografi sebagai medium berekspresi. Karena menjadi fotografer komersil adalah sebuah profesi yang tidak pernah ter-plan, jadi kapan pensiun sebagai fotografer komersil adalah sesuatu yang ingin aku plan. Harapannya, saat fotografi sudah nggak jadi profesi, pengen bisa merasakan jatuh cinta dengan fotografi untuk kedua kalinya.

“Inspirasi paling segar buatku adalah manusia dan perilaku uniknya. So, strangers on Instagram dan hasil foto handphone amatirnya akan keseharian mereka dan apa saja yang menarik di mata mereka, are the best. Semakin second account, semakin dumped random photos, semakin menginspirasi.”

“Kamera dan fotografi sendiri adalah tool of freedom buat aku berekspresi dan berkarya.”

“Aku percaya memotret objek yang tidak dibuat-buat lebih ada kecenderungan untuk menghasilkan karya yang lebih tidak terduga.”

“(Aku pengen achieve) keseimbangan antara fotografi sebagai bidang profesi dan fotografi sebagai medium berekspresi.”

Baca Artikel Lengkap

Baca Berikutnya

Through The Lens: Zirlyanpaja
Seni

Through The Lens: Zirlyanpaja

Cek gimana style photography-nya yang contrast dan bold buat fashion editorial dan photostage.

Through The Lens: Luthfi Ali Qodri (Laok)
Seni

Through The Lens: Luthfi Ali Qodri (Laok)

Cerita soal kesulitan photostage pake kamera analog.

Through The Lens: Vony Wong
Seni

Through The Lens: Vony Wong

Cerita soal koneksinya bersama kamera sejak kecil.


IMANUEL Hadirkan Debut Collection Mereka, “The Beginning of The End”
Fashion

IMANUEL Hadirkan Debut Collection Mereka, “The Beginning of The End”

gabungin military elements, traditional menswear, dan sentuhan elegan.

Justin Bieber Gelar Konser "Justice World Tour" di Indonesia
Musik

Justin Bieber Gelar Konser "Justice World Tour" di Indonesia

Siap-siap, Beliebers!

Berikut Official Look dari Sneakers Nike Dunk Low "UCLA"
Footwear

Berikut Official Look dari Sneakers Nike Dunk Low "UCLA"

Alumni UCLA, wajib cop.

Private Eyes Hadirkan Curated Pre-Owned Goods Lewat Pop-Up Event di Niniveh Space
Fashion

Private Eyes Hadirkan Curated Pre-Owned Goods Lewat Pop-Up Event di Niniveh Space

Siap-siap buat dapetin steal deal Supreme, UNDERCOVER, Facetasm, Issey Miyake dan masih banyak lagi.

BAP. Merilis Format Vinyl dari Album ‘MOMO’S MYSTERIOUS SKIN’
Musik

BAP. Merilis Format Vinyl dari Album ‘MOMO’S MYSTERIOUS SKIN’

Hadir dalam blue vinyl dengan satu bonus track.

Compass® Siap Luncurkan Dua Colorway Baru 'Retrograde' di Jakarta Sneaker Day
Footwear

Compass® Siap Luncurkan Dua Colorway Baru 'Retrograde' di Jakarta Sneaker Day

Rilis perdana mulai 24-26 Maret 2022 di Senayan City.


Cek Instalasi Karya Seniman dan Fotografer Bali, Okta Puss, Berjudul "Darkest Hour" Berikut
Seni

Cek Instalasi Karya Seniman dan Fotografer Bali, Okta Puss, Berjudul "Darkest Hour" Berikut

Menyoroti pentingnya balance antara kesehatan mental dan fisik ketika tampil di media sosial.

Medicom Toy Rilis BE@RBRICK Michael Jordan 1985 Rookie Jersey dan 1992 Team USA
Desain

Medicom Toy Rilis BE@RBRICK Michael Jordan 1985 Rookie Jersey dan 1992 Team USA

Fans Michael Jordan wajib cop.

STEEZE.LTD® x EVERSOMBER Rilis Koleksi Merch dari Kolektif Hip Hop Lokal
Fashion

STEEZE.LTD® x EVERSOMBER Rilis Koleksi Merch dari Kolektif Hip Hop Lokal

Buat single “Hunnid” rilisan kolektif beranggotakan Ciko, Tk., Broddy Fae, dan Trigga Coca.

Sole Mates: Armand Maulana dan Air Jordan 1 High fragment x Travis Scott
Footwear

Sole Mates: Armand Maulana dan Air Jordan 1 High fragment x Travis Scott

Frontman GIGI dan sosok ikonis musik Indonesia ini cerita soal pengalaman sebagai sneakers enthusiast dan top five Air Jordan 1 versinya.

Arya Novanda dan Fariz RM Membawa Spirit Disko Anak Muda lewat "Dat Thang" 
Musik

Arya Novanda dan Fariz RM Membawa Spirit Disko Anak Muda lewat "Dat Thang" 

Kolaborasi senior dan junior.

More ▾