Essentials: Adystra Bimo
Founder Running Rage ngeshare running dan daily essentials favoritnya.

Dalam edisi terbaru Essentials HYPEBEAST Indonesia kali ini, kami ngobrol bareng runner sekaligus founder dari Running Rage, Adystra Bimo yang sedang menetap di Bali buat mempersiapkan diri untuk Gold Coast Marathon yang berlangsung bulan Juli nanti. Mulai dari buku sampai jam tangan, cek essentials favoritnya buat dapetin insight lebih soal olahraga lari.
HB: Hi Dys, lagi sibuk apa akhir-akhir ini?
Dystra (D): Masih tetap rutin lari aja nih. Sekarang lagi latihan untuk Gold Coast Marathon buat Juli nanti. Dan gue lagi ngambil Running Coach certification.
HB: Lo biasa lari berapa KM, Dys? Dan apa yang paling lo suka dari STRAVA?
D: Tergantung menu latihan sih. Bisa dari 3K-5K kalo lagi speed/recovery run, up to 15K kalau lagi weekend long run. STRAVA itu ibarat sosial media buat pelari. Lo bisa track progress lo, cari rekomendasi rute lari. Gue kadang lebih lurking di STRAVA daripada di Instagram, haha.
HB: Running is both exercise and a metaphor. Personally, apa metafora yang lo temuin lewat lari, Dys? Apa buku lain yang bisa lo rekomendasiin ke fellow runners?
D: Life and Running are all about balance. Kalo buku yang udah wajib sih What I Talk about When I Talk about Running nya Haruki Murakami. Selain itu bisa coba baca Running With The Mind of Meditation (Sakyong Mipham).
HB: Apa yang paling lo suka dari Arc’teryx Arro 22 ini?
D: Backpack paling ikonik dari Arc’teryx. Bentuknya unik, terinspirasi dari crab shell. Shoulder pad-nya menurut gue terbaik untuk urban commuter.
HB: Aftershox Aeropex. Apa yang bikin lo tertarik sama headphone ini?
D: Salah satu pionir bone-conduction headphone. Buat pelari ini penting banget dari sisi safety. Lo bisa lari di jalan raya dan tetap aware dengan suara sekitar.
HB: What was the initial idea behind Running Rage? Gimana lo melihat kolektif ini berkembang dari awal sampai sekarang?
D: Running Rage dibentuk untuk ngajak orang punya opsi aktivitas olahraga dengan medium berlari. Ide awalnya komunitas ini menggabungkan olahraga lari dengan sub-culture musik, fotografi, design, fashion agar lebih relevan ke generasi yang lebih muda. Seiring berjalannya waktu, banyak bermunculan juga urban running crew di seluruh Indonesia, and that’s a good thing!
HB: CURREX RunPro insole. Menurut lo seberapa penting insole buat para pelari? Apa yang ngebedain ini dengan insole bawaan?
D: Lari nggak melulu tentang milih sepatu lari. Insole juga penting banget. Hampir selalu insole bawaan pabrik kualitasnya seadanya dan sangat generalis. Makanya gue invest di insole yang sesuai dengan bentuk telapak kaki gue. Jadi setiap gue ganti sepatu lari, insole-nya tetap sama.
HB: Coros PACE 2 watch. Ceritain dong Dys kenapa lo suka brand ini dan fitur yang lo suka dari rilisan PACE 2?
D: Coros is the new kids on the block di kategori active wearables. Tapi popularitasnya meningkat signifikan mengejar Garmin. Buat pelari, price to value-nya menurut gue terbaik di kelasnya saat ini. Batrenya tahan lama banget, jadi nggak usah repot bolak balik nge-charge. Plus, the GOAT of running world, Eliud Kipchoge pake jam ini juga, haha.
HB: Apa yang paling lo lihat dari sebuah perfume? Kenapa lo pilih Maison Louis Marie?
D: Kalo perfume biasanya cocokin sama occasion-nya sih. Nggak cuma pakaian aja, perfume juga bisa salah kostum. Gue pake Maison Louis Marie karena pemberian orang terdekat. Tapi wanginya juga netral untuk semua acara. Brand story-nya juga gue suka. A brand with a tradition.
HB: Seberapa sering lo lari sambil menggunakan Salomon S/Lab Sense ultra hydration pack?
D: Biasanya gue pake Salomon S/Lab Sense Ultra kalo buat long run. Bisa muat dua soft flask air minum, handphone, cards, dan handuk. Kadang kalau semua barang ditaro di saku celana, lari jadi kurang nyaman.
HB: Apa yang paling lo suka dari kacamata rilisan Distric Vision?
D: Gue suka approach brand-nya yang ngegabungin mindfulness dan performance. Gue ngobrol sama founders-nya langsung pas ikut kelas mereka meditation for runners sebelum gue race New York Marathon tahun 2017 dan jadi setia sama brandnya setelah itu.
HB: Last, share your current running playlist!
D: Sunday Long Slow Distance.