DEVÁ STATES Bicara Soal Learning by Doing dan Pentingnya Proses

Merefleksikan pengalaman mereka sejauh ini dalam menjalankan sebuah brand.

Fashion
78,030 Hypes

DEVÁ STATES bisa dibilang adalah salah satu local brand yang jadi bagian dan punya peran yang signifikan dalam pesatnya perkembangan streetwear scene di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Kedua founder-nya, Mol Edrin dan Theo Kusuma, berhasil ngejalanin brand yang bermula dari passion project berdasarkan mutual interest akan graphics dan T-shirts ini hingga sukses merambah market luar lewat Dover Street Market dan banyak retailer lainnya.

Sebagai sebuah brand, DEVÁ STATES nggak pernah tanggung-tanggung buat menampilkan karakter mereka dari segi kualitas, story, maupun output visual. Semuanya dihadirkan lewat permainan graphics yang bold dan warna intriguing; menggabungkan berbagai referensi dari art, social issues, hingga estetika virtual world ditambah tipografi yang khas, sekaligus product offerings yang beragam.

Dalam obrolan bareng HYPEBEAST, Theo dan Mol menceritakan pengalaman mereka dalam membangun DEVÁ STATES selama ini, mindset yang terus dikembangin sebagai sebuah brand, dan fokus mereka ke depan.


HB: Mol, Te, gimana sih awalnya kalian bisa come up dengan DEVÁ STATES? How do you guys linked up in the first place?

Theo (T): Kita kenal udah lumayan lama, waktu gue dan Mol sama-sama di Bandung. Kalo awalnya DEVÁ tuh kita berdua posisinya udah di Jakarta, gue reach out duluan ke Mol tentang ide gue yang masih raw banget saat itu dan minta bantuan Mol buat ngerjain branding dan graphics-nya.

HB: Gimana cara kalian membagi role masing-masing di DEVÁ STATES? Gimana workflow tim kalian saat ini?

T: Mol tuh in charge buat art direction-nya DEVÁ dan gue kayanya nggak punya specific role, tapi gue yang sering ambil decision buat business side-nya. Role kita kadang overlapping juga. Mol sering minta input juga untuk art direction/graphics dan sebaliknya gue sering nanya Mol untuk decision making.

Mol (M): Iya, dari awal bikin DEVÁ, dynamic ini udah ada dan kita develop terus. Arrangement kayak gini bikin kita kerjanya ya ngalir aja. Natural, nggak kaku, nggak baku.

“Kita cepet sadar kalo ini juga tes sebenernya untuk DEVÁ. Jadi wake up call juga ke kita buat mikir lebih kritis ngebentuk mindset dan disiplin yang appropriate untuk nyikapin opportunity kayak gini biar nggak halu. Karena nggak ada gurunya kan, kalo bingung suka susah mau nanya kemana.”

HB: DEVÁ STATES sendiri udah berhasil merambah market luar lewat banyak retailer, di mana 80% sales datang dari luar negeri. Retailer luar mana yang pertama kali nge-carry DEVÁ STATES ? Gimana respon kalian saat itu? Apakah ini adalah hal yang udah kalian expect sebelumnya?

T: Pertama kali banget retailer luar tuh di Jepang, either Juice atau Supply/Backdoor gue lupa juga. Pastinya seneng di-carry sama retailer luar yang kurasi brandnya bagus.

M: Seneng udah pasti, tapi kita cepet sadar kalo ini juga tes sebenernya untuk DEVÁ. Jadi wake up call juga ke kita buat mikir lebih kritis ngebentuk mindset dan disiplin yang appropriate untuk nyikapin opportunity kayak gini biar nggak halu. Karena nggak ada gurunya kan, kalo bingung suka susah mau nanya kemana.

“DEVÁ kita design untuk punya something to offer for everyone, anywhere.”

HB: Ngomongin demand, kan berasa nih bedanya antara lokal dan luar. Menurut kalian, kenapa DEVÁ STATES bisa lebih appealing di luar sana? Terus in terms of taste, apa bedanya market luar dan lokal?

M: Gue dan Theo kayaknya nggak pernah ngeliat dari angle ini. DEVÁ kita design untuk punya something to offer for everyone, anywhere.

T: Demand yang kerasa bedanya tuh paling demand outerwear di luar, tapi faktor utamanya ya karena cuaca mereka juga pastinya. Necessity.

HB: Apa challenge terbesar yang kalian hadapi ketika establishing market di luar Indonesia?

T: Mungkin yang paling utama timeline? Kita masih berusaha keep up sampe sekarang buat bikin koleksi baru sesuai timeline.

M: Gue juga sama. Kita masih belajar terus cara ngepasin ritual dan habit kita sama timeline, hahaha!

“Kita masih ngerunning brand ini dengan cara yang sama dari awal DEVÁ lahir. Bedanya ya sekarang pengalamannya nambah lewat failures ataupun achievements selama 6 tahun ini kita jalan. Jadi udah nggak ngeblank banget lah. Sampai hari ini DEVÁ tetap jadi tempat gue dan Theo belajar, eksplorasi, staying creative and productive. Ngulik macem-macem hal yang kita passionate about pake filter-nya DEVÁ.”

HB: Garment production megang peranan yang sangat penting buat DEVÁ STATES. Nah, menurut kalian apa challenge terbesar dari sisi produksi dan gimana kalian menyiasati hal ini? Apalagi dengan timeline yang tight dan proses produksi yang cukup complex.

T: Challenge utamanya kalo dari gue sih menyesuaikan keterlambatan vendor-vendor dengan delivery window ke toko yang udah kita set dan juga sourcing bahan yang cukup terbatas pilihannya di pasar lokal. Nyiasatinnya dengan prepare dan start se-early mungkin, supaya kalo ada error atau apapun itu kita punya waktu yang cukup buat cari solusinya.

HB: In terms of brand DNA, ada nggak perbedaan dari awal DEVÁ STATES terbentuk sampai sekarang? Apa message yang terus kalian bawa dari segi aesthetic dan story?

M: Kita masih ngerunning brand ini dengan cara yang sama dari awal DEVÁ lahir. Bedanya ya sekarang pengalamannya nambah lewat failures ataupun achievements selama 6 tahun ini kita jalan. Jadi udah nggak ngeblank banget lah. Sampai hari ini DEVÁ tetap jadi tempat gue dan Theo belajar, eksplorasi, staying creative and productive. Ngulik macem-macem hal yang kita passionate about pake filter-nya DEVÁ.

We need to take some time to focus on the craft, buat R&D, nggak buru buru.”

HB: Menurut kalian, apa sih yang dibutuhin oleh sebuah brand atau foundernya buat bisa stepping up their game?

M: Berdasarkan pengalaman pribadi, yang paling dibutuhin itu waktu sih. We need to take some time to focus on the craft, buat R&D, nggak buru buru. Easier said than done.

“Yang jadi fokus utama sih tetep gimana bikin sesuatu yang better dari season sebelumnya, in terms of fabric, fit, applique, dan lain-lain.”

HB: Seiring berjalannya waktu dan dirilisnya koleksi baru, product offerings DEVÁ STATES makin beragam. Ada nggak artikel tertentu yang kalian penasaran banget pengen bikin?

T: Bakal banyak banget yang pengen dibikin kalo ngomongin product offerings, tapi yang jadi fokus utama sih tetep gimana bikin sesuatu yang better dari season sebelumnya, in terms of fabric, fit, applique, dan lain-lain.

HB: The most favorite collection so far?

T: Yang terakhir baru beres, Fall/Winter 22, lengkap.

HB: What’s next for DEVÁ STATES? Flagship store? Sublabel?

M: Ada beberapa plans sih di backlog kita. Tapi sekarang kita ya realistis aja, fokus untuk ngebangun fondasi DEVÁ STATES supaya lebih firm dan proper.

Baca Artikel Lengkap

Baca Berikutnya

Your Intentions Luncurkan Single Perdananya, ‘Set Me Free’
Musik

Your Intentions Luncurkan Single Perdananya, ‘Set Me Free’

Solo project Denny Novikar Nasution a.k.a Denny Ninja.

C on Temporary Berkolaborasi dengan Wormhole dan Vans Indonesia untuk Mengadakan "Salone Del Sneakers"
Footwear

C on Temporary Berkolaborasi dengan Wormhole dan Vans Indonesia untuk Mengadakan "Salone Del Sneakers"

Akan dibuka pada 4 sampai 13 Maret 2022 nanti di C on Temporary, Bandung.

HUMAN MADE Kembali Merilis SAKE STORM COWBOY Season 3 "Light Press" Sake
Kuliner

HUMAN MADE Kembali Merilis SAKE STORM COWBOY Season 3 "Light Press" Sake

Dengan aroma berbau apel.

More Studio Mengangkat Spirit Hardcore Punk lewat Koleksi Terbarunya
Fashion

More Studio Mengangkat Spirit Hardcore Punk lewat Koleksi Terbarunya

Menampilkan desain dengan estetika hardcore punk.

Apple Dikabarkan akan Merilis iPhone Termurah
Tech & Gadgets

Apple Dikabarkan akan Merilis iPhone Termurah

Kemungkinan akan dijual dengan harga $300 USD.


Through The Lens: Vicky Tanzil
Seni

Through The Lens: Vicky Tanzil

Cerita soal bagaimana spontanitas dan traveling jadi faktor penting dalam karya fotografinya.

BTS Resmi Berkolaborasi dengan Game 'Free Fire' Buatan Garena
Gaming

BTS Resmi Berkolaborasi dengan Game 'Free Fire' Buatan Garena

“Bringing BTS into the ‘Free Fire’ universe”.

Pemerintah akan Uji Coba Bebas Karantina bagi Wisatawan Masuk Bali
Travel

Pemerintah akan Uji Coba Bebas Karantina bagi Wisatawan Masuk Bali

Berikut persyaratannya.

Marcello Tahitoe Resmi Jadi Vokalis Baru Dewa 19
Musik

Marcello Tahitoe Resmi Jadi Vokalis Baru Dewa 19

Begini katanya.

Chris Hemsworth akan Memerankan Villain Utama di 'Furiosa'
Hiburan

Chris Hemsworth akan Memerankan Villain Utama di 'Furiosa'

Prekuel dari ‘Mad Max: Fury Road’.

More ▾