Cek Event Recap Sneakers Exhibition C on Temporary, "Salone Del Sneakers" Berikut Ini
Sekaligus penjelasan masing-masing karya dari para artists.


C on Temporary, sebuah art space di Bandung, berkolaborasi dengan retail store asal Bandung, Wormhole Store, dan Vans Indonesia untuk mengadakan exhibition sneakers berjudul, Salone Del Sneakers. Berikut highlights 20 karya yang dibuat oleh para seniman multidisiplin dari Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta.
Mufti Priyanka a.k.a Amenkcoy
Menghajar Jalanan (2022)
Vans Classic Sk8-Hi ini dihiasi dengan cat acrylic, spidol dan drawing pen yang terinspirasi dari imajinasi dan bentuk pengamatan kehidupan sehari-hari Amenkcoy, serta menampilkan random foot note pada bagian midsole sepatu yang merupakan simbol bagaimana waktu bisa melewati momen yang baik dan buruk.
Ardi Gunawan
Landscape and flowers (2022)
Vans Classic Authentic ini terinspirasi dari buah semangka tetapi melenceng menjadi seperti strawberry field dengan sentuhan LSD yang dihiasi dengan cat acrylic yang bervariasi. Visi dari Ardi Gunawan, ia menginginkan warna-warna cerah yang cocok dengan sepatu berwarna putih, dan cara dia menghiasi menirukan seorang kaligrafer. Ia juga mengatakan bahwa sebuah artwork merupakan bahasa yang abstrak.
Argya Dhyaksa
Ketempelan Setan Budeg (2022)
Vans Classic Era ini mengangkat tema “ketempelan setan budeg” sebagai bentuk kemalasan dari Argya Dhyaksa. Karena ia sering dicap suka menunda-nunda pekerjaan, ia melampiaskannya ke makhluk astral yang tidak ada hubungan dengan kerjaannya, malah itu yang menjadi salah satu alasan dia. Hal tersebut mencerminkan sepatu ini, yang “ketempelan” dengan berbagai aksesoris keramik yang tidak ada hubungannya sama sekali.
Arum Dayu
Motherhood (2022)
Vans Old Skool ini merupakan artwork Arum Dayu dengan anaknya, yaitu Kiwari. Kiwari menghiasi sepatu ini dengan warna-warna yang cerah dan kontras, dan yang terakhir dihiasi dengan patchwork. Ini merupakan representasi dari parenting, dimana Arum Dayu sebagai seorang ibu pembelajarannya tidak akan pernah berakhir, serta akan mengalami mengalami transisi perubahan gaya hidup seperti terbatasnya waktu tidur, sedikit waktu pribadi, dan kecemasan yang datang dengan tanggung jawab menjadi orang tua baru. Hal tersebutlah yang menjadi inspirasi untuk karya ini.
Fandy Susanto a.k.a FF FFFANDY
Beginners’ Luck (2022)
Karya Vans Classic Authentic ini merepresentasikan cara orang-orang merasa nyaman dengan keadaan dan lingkungan mereka, sama seperti sepatu yang sering dimaknai sebagai sebuah simbol dari situasi atau kondisi. Vans ini dihiasi dengan droplet dan midsole yang dihiasi dengan bercakan cat acrylic berwarna biru, serta menampilkan sebuah figure seperti orang sedang santai pada bagian sol-nya.
Feransis
Mango Sticky Shoes (2022)
Vans Classic Slip-On ini menampilkan sebuah kolase layaknya sebuah stiker album dan merepresentasikan visual serta design grafis yang fun. Hal tersebut mencerminkan value dari Vans, dimana kata “Fun” merupakan representasi yang cocok untuk brand tersebut.
Iabadiou Piko
Walking in the storm (2022)
Vans Classic Sk8-Hi yang dihiasi dengan cat acrylic berwarna kuning, biru, merah ini, merupakan representasi Vans sebagai sepatu yang bisa dipakai dalam kondisi apapun. Iabadiou Piko mengatakan bahwa desain grafis ini mencerminkan perjalanan yang telah ‘dijalani’ dalam hidup seseorang.
Luqi Lukman
Untitled (2022)
Artwork Luqi Lukman ini menampilkan Vans Old Skool yang dihiasi dengan tali, kancing, benang, kaca, masking tape, silver dan stainless wire, senar gitar, obeng, lem, dan yang terakhir stationery wire. “Plain” dan “new” merupakan first impression Luqi saat ia melihat artwork ini, dimana ia bingung apakah ada yang harus ditambahkan, dikurangkan, lalu ia mencoba untuk menggabungkan dua aktivitas dan satu hal dasar untuk memulai sebuah karya.
Mas ito
Northern Beggar Shuu (2022)
Vans Classic Era ini dihiasi dengan cat minyak, alumunium, box kayu, stik bamboo, kaos kaki, cetakan logam, dan benda-benda yang ia temukan sehari-hari. Artwork ini terinspirasi dari Hong Qigong atau biasa dikenal Northern Beggar of the Five Greats. Ia merupakan salah satu juara lomba bela diri di Gunung Hua.
Meliantha Muliawan
Human Consciousness (2022)
Artwork ini menampilkan sayap kupu-kupu pada bagian atas sepatu yang merepresentasikan bahwa bagaimana visual dari benda hidup bisa di interpretasikan ke sesuatu yang bisa dipakai. Meliantha juga mengatakan bahwa artwork ini mendorong pemikiran kita tentang dampak produksi dan konsumsi benda-benda sekali pakai pada ekosistem dan makhluk hidup lainnya.
Mirfak Prabowo
Mal-k and Bava The Stone Brothers
Design grafis dari Mirfak Prabowo ini menampilkan dua karakter yang bernama Mal-K & Bava, yang terinspirasi dari patung dan mitos-mitos dari Indonesia, seperti Mal-K yang merupakan karakter adaptasi dari Malin Kundang, sedangkan Bava merupakan patung Palinda dari Lembah Bada, Sulawesi Tengah.
Putri Larasati
Electric Sheep (2022)
Vans Classic Authentic ini di-custom menggunakan Holographic Fan Display Projector, dimana kita sedang berada di dunia digital yang imersif yang dipenuhi pengguna dari seluruh dunia fisik, dan karya ini mencoba merepresentasikan fragmen-fragmen realitas fisik yang ditampilkan dalam bentuk eskapisme di alam semesta yang telah berubah.
Rega Ayundya
Snip-On (2022)
Vans ini dihiasi dengan embroidery serta beads yang ditempelkan menggunakan lem pada sepatu tersebut. Menurut Rega Ayundya, dua hal tersebut merupakan dua bahan yang masih terkait dengan industri tekstil serta ia ingin menghilangkan rasa “factory product” dari sepatu, dan lebih menghighlight bahwa produk ini merupakan handmade.
Ruth Marbun
The Ghost Tells a Better Story (2022)
Vans satu ini yang dihiasi dengan pastel, arang, tekstil, embroidery, dan dacron ini, mencerminkan bahwa di dunia ini banyak sekali makhluk-makhluk yang aneh. Ada yang kaki tiga, ada yang memakai sepatu, ada yang berenang setiap hari, ada yang egois, dan ada juga yang sangat baik hati. Kita mencoba untuk hidup secara berdampingan dengan damai, dan kadang-kadang itu merupakan hal yang sulit.
Wisnu Auri
Era Betta Fish (2022)
Menampilkan design ikan cupang yang dihiasi dengan cat acrylic. Hal tersebut merupakan salah satu childhood memory dari Wisnu Auri, dimana pas SD, ia suka membeli dan mengoleksi ikan cupang. Vans Era ini merupakan tribute dari salah satu momen terbahagia Wisnu.
Ykha Amelz
Pink Bara Bara (2022)
Vans Classic Sk8-Hi ini merupakan cara Ykha Amelz mengatasi agoraphobia-nya yang telah berlangsung selama tiga tahun. Tetapi ia akhirnya belajar bagaimana menghadapinya, dengan melampiaskan frustasinya pada karya ini, yang dihiasi dengan spidol posca dan cat acrylic berwarna pink, serta embroidery.
Yudha Kusuma Putera
History and Identity (2022)
Vans ini menampilkan siluet stripes khas Vans berwarna biru, dan menampilkan typrography “Randy” pada bagian dasar sepatu. Ini merupakan cara Yudha untuk menghadirkan kembali Randy, yang merupakan salah satu co-founder dari Vans.
R. Yuki Agriardi
Storky’s Sneakers (2022)
Vans Classic Sk8-Hi ini menyererupai burung white stork, seekor burung berkaki panjang berwarna orange dan paruh yang panjang. R. Yuki Agriardi menggunakan bahan-bahan seperti aluminium, styrofoam, kertas, interlining fabric, dan cat minyak untuk membuat karya indah ini. Alasan ia memilih white stork sebagai inspirasi, karena ia sangat kagum dengan burung karena penampilannya yang aneh tetapi tetap sangat menakjubkan.
Iwan Effendi
Coexist (2022)
Vans Classic Slip-On ini dihiasi dengan paper mache, washi, dan marble. Menurut Iwan Effendi, objek menjadi barang yang sangat esensial untuk kehidupan sehari-hari seperti Vans Slip-On ini, dimana bentuknya lebih luas untuk objek, dan menjadikannya agar bisa hidup, dimodifikasi dan dimanipulasi.
Salvius Alvin
Never Easy (2022)
Dan yang terakhir artwork “Never Easy”, karya Salvius Alvin, yang merupakan sebuah tribute untuk motto Vans, yaitu “Off the Wall”, yang sering digunakan para skateboarder untuk nge-skate di kolam renang yang kosong. Serta kayu dan kawat pada artwork ini menyatakan pengecualian dan pengasingan individu. Dan yang terakhir skateboard dan sepatu menjadi alat untuk menentang semua peraturan ini dan bisa mengekspresikan diri secara bebas.