Noise from Under Rilis Video Live Perdana di Ravepasar 2021 Bali
Penampilan eksperimental yang mengguyur panggung dengan cairan hitam.
Rapper asal Jakarta, Noise from Under, merilis dokumentasi video penampilan live perdananya pada acara puncak gelaran Ravepasar 2021 yang diadakan akhir Desember lalu di Bali via channel YouTube Noise from Under. Festival musik eksperimental yang diselenggarakan secara kolektif untuk mengeksplorasi seni kontemporer-futuristik dan budaya klub tersebut turut menampilkan sejumlah aksi asal Bali seperti Rollfast dan Kadapat, penampilan dari rapper asal ibukota seperti Basboi dan BAP., eksperimentasi musik dan seni elektronik dari Kuntari, presentasi dari grup elektronik asal Surabaya TamaT, Gabber Modus Operandi x Karina Sokowati, Pinkygurl, hingga DJ set oleh Avhath dan Dea Barandana.
Membawakan enam lagu yang diambil dari album debutnya, Aliquem Alium Internum, dua lagu yang dihadirkan pada dokumentasi video ini adalah title track “Aliquem Alium Internum” dan track panjang “Simulacrum”. Untuk penampilan perdananya tersebut, Noise from Under menampilkan eksperimentasi performance musik teatrikal yang menghadirkan interaksi dengan cairan hitam yang menjadi simbolisme dari gagasan shadow dan unconscious. Sambil menyanyi dan sesekali melepaskan teriakan karnal, Noise from Under tampak kelimpungan, jatuh, dan bersimbah dalam cairan hitam di tengah panggung. Spectacle dramatis tersebut didukung oleh light art yang memukau dari seniman visual Artivak dan Aqzra Rizky.
Rekaman video oleh Dion Clarensa ini menampilkan kolaborasi Noise from Under dengan gitaris Bernardus Fritz, personil unit elektronik asal Jakarta Sunmantra, yang merupakan kolaborator lama Abim sejak masih mengusung nama Noise. Pada performance ini, Noise from Under juga menghadirkan aksi teatrikal bersama kolaborator Kezia Alaia.
Ravepasar akan kembali hadir tahun ini di pulau asalnya, Bali. Rencananya, gelaran ketiga Ravepasar ini akan diadakan di bulan Maret. Sementara itu, Noise from Under dikabarkan sedang bersiap untuk merilis proyek sound design dengan metode co-creation dan collective sourcing, melibatkan para pendengarnya yang berbasis di channel Discord.