Fahmi Faisal Bicara Perjalanan Hijack Sandals dan Visinya untuk Industri Footwear Lokal

Plus, beberapa project barunya yang siap dirilis tahun depan.

Footwear
44,625 Hypes

Industri footwear di dunia selalu didominasi oleh sneakers, namun pelan tapi pasti muncul perpindahan tren dengan lahirnya produk sandal yang jadi statement tersendiri dari segi style & fashion. Hal tersebut yang menjadi salah satu misi Hijack Sandals yang lahir berkat tangan dingin Fahmi Faisal sebagai co-founder brand asal Bandung tersebut.

Perjalanan Hijack Sandals dengan lineup siluet yang ikonik serta didukung konsistensi kualitas dari waktu ke waktu berhasil menjadi pembuktian tersendiri baginya. Apalagi baru-baru ini, Fahmi Faisal dan Hijack Sandals menggelar pop-up shop di Tokyo bernama “Beyond Borders” serta berkolaborasi dengan salah satu retailer terbesar di Jepang yang memberikan space khusus untuk Hijack Sandals. Pencapaiannya tersebut membuat dirinya berhasil masuk ke dalam Hypebeast Next 100 Indonesia 2022 sebagai salah satu individu berpengaruh di industri kreatif Indonesia.

Kali ini, kami berkesempatan untuk ngobrol langsung dengan Fahmi Faisal di kantornya di Bandung tentang awal perjalanannya membangun brand hingga project terbarunya yang sedang Ia godok untuk rilis tahun depan.


HB: Pak, gimana awalnya lo terjun ke industri footwear? Apa yang inspire lo buat memulai sebuah brand?

Fahmi Faisal (FF): Awalnya tahun 2010, yang mulai duluan adalah partner gue, Zaky. Pada saat itu wave sepatu boots dan dress shoes lagi gede banget, kita mau coba counter wave dengan bikin alas kaki yang sebenarnya juga nggak kalah esensial di Indonesia khususnya, yaitu sandal.

Pada saat itu, kita coba merespon situasi dengan segala keterbatasan kita, tapi kita selalu belief kalo sandal adalah sebuah kebutuhan esensial juga, dan ternyata setelah dijalani progress-nya sangat menyenangkan, hahaha. Dari sebuah produk sandal, kita ternyata bisa membuat banyak hal yang nggak kita bisa bayangin sebelumnya.

Yang inspire gue buat bikin brand kemungkinan besar adalah dari berbagai movement pendahulu gue sebelumnya di Bandung, banyak nama yang nggak bisa gue sebut satu-satu, hahaha.

HB: Apakah lo merasa ada yang kurang dengan industri footwear pada saat itu? 

FF: Nggak ada yang kurang sebenarnya. Industrinya sudah padat, resource-nya juga di Bandung sendiri sudah komplit, tergantung kita ngolahnya aja gimana. Hijack hadir di industri footwear juga karena kita melihat ada celah untuk bisa explore.

HB: Apa aja challenge yang lo rasain dari awal sampai sekarang? Khususnya mengenai produksi.

FF: Banyak, hahahaha. Tapi yang paling sulit sampai saat ini adalah inkonsistensi dari material. Kita masih ada beberapa sources yang udah lama kita kerjasama bareng tapi secara capacity atau standar dari kita yang belum konsisten karena mungkin mereka juga masih terbatas dari beberapa hal. Tapi secara quality mereka nggak kalah sama source dari luar yang kita pakai juga. Challenge-nya adalah gimana kita bisa tumbuh bareng mereka aja sampe sekarang.

“Kolaborasi menurut gue yang penting adalah esensi dari tujuannya bisa dapet banget, bisa gabungin value dari masing masing brand/person jadi sebuah value baru yang unik, dan tidak melulu tentang numbers.”

HB: Apakah ada perubahan dari segi konsumen lo dari waktu ke waktu?

FF: Ada banget, tahun 2010 – 2014 pada saat itu market online belom sebanyak sekarang, behaviour mereka masih datang ke toko fisik atau datang ke sebuah event untuk melihat barang kita dan berinteraksi langsung dengan kita. Kalo yang sekarang, marketnya jadi lebih diverse, secara age range juga jadi lebih wide. Seru banget sih, tapi buat gue bisa berinteraksi langsung sama konsumen adalah experience terbaik sampai saat ini, hehehe.

HB: Baru-baru ini lo pergi ke Jepang buat ikutan trade show dan membangun network. Apa insight menarik yang lo dapat dari sana?

FF: Insight menariknya adalah respon positif mereka terhadap brand dari Indonesia, termasuk Hijack. Beberapa retailer besar di Jepang punya respon yang sama mengenai quality, sedangkan brand image tentang brand indonesia saat ini menurut mereka sudah sangat bisa diterima di Jepang.

HB: Lo punya komunitas yang kuat di Bali. Boleh ceritain sedikit background Hijack Sandals bisa sampe di Bali? Apa yang bikin lo buat tap in ke sana?

FF: Kalo cerita tentang Bali gue selalu inget partner gue Zaky, hahahaha.

Waktu awal ketemu Zaky, kita pernah diskusi kalau suatu saat kita harus bisa bikin Hijack ada di Bali. Akhirnya, tahun 2014 kita berdua coba pergi ke Bali dengan harapan ada retailer yang mau terima barang kita. Waktu itu kita pergi dengan keadaan pas-pasan aja, bawa totebag besar isinya sandal semua kita puterin jalanan dari Kuta sampai seminyak bahkan sempat pergi ke Ubud juga, turns out hasilnya nggak sesuai dengan yang kita harapkan, hahahha. Tapi kita happy banget karena tahu di Bali se-seru itu.

Sampe akhirnya tahun 2019 akhir kita bisa buka toko sendiri disana dan berjalan organic banget, sampai punya banyak teman di sana, bikin beberapa party juga bareng teman-teman di Bali. Gue dan Zaky juga bersyukur ternyata respon dari konsumen internasional dan lokal di sana positif banget.

HB: Gimana cara lo melihat sebuah kolaborasi? Menurut lo apa objektif terbesar kolaborasi buat Hijack Sandals?

FF: Kolaborasi menurut gue yang penting adalah esensi dari tujuannya bisa dapet banget, bisa gabungin value dari masing masing brand/person jadi sebuah value baru yang unik, dan tidak melulu tentang numbers, hehehhe. Buat kita yang seru adalah proses dari awal sampe akhir dari kolaborasi itu sendiri, bisa ngobrol tuker pikiran, berprogress membuat sesuatu baik produk ataupun non-produk sampe akhirnya bisa nyampe ke temen-temen di luaran sana. Again, it’s not just about the numbers.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Hijack Sandals (@hijacksandals)

HB: Baru-baru ini lo menggunakan Mylea Leather buat produk lo sampai-sampai lo juga menggelar Walk the Future Exhibition di Kanda, Tokyo, awal tahun ini. Boleh ceritain ngga kenapa lo sourcing material ini? Apa pandangan lo soal responsible material resourcing?

FF: Gue udah kenal temen-temen dari Mylea dari 2016, gue juga tau progress mereka bisa sampe sekarang dan tujuan mereka memilih hal tersebut membuat gue sangat kagum dan sampai akhirnya bisa memulai untuk sedikit conscious tentang sebuah substitusi material yang lebih baik. Kolaborasi ini juga ternyata membuahkan hasil baik untuk kedua belah pihak, untuk gue pribadi ini adalah sebuah achievement dari hasil sebuah eksplorasi.

HB: Kita lihat lo juga ngoleksi plat musik. Please share your current playlist!

FF: Ini all round playlist gue kalo lagi di kantor, sendirian, or pacaran hahaha.

HB: Apa all time siluet favorit lo di Hijack Sandals? Kenapa siluet tersebut spesial?

FF: Sonar series, karena gue suka banget dari semua sisinya, development product, story nya, Gue nyebutnya sandal hybrid hahahaha.

HB: Gimana lo melihat Hijack Sandals dalam lima tahun ke depan?

FF: Exciting, banyak plan dan mimpi yang belom kejadian, hahahha. Benua di dunia ada lima, kita coba satu-satu kali yaa hahhahahaha.

HB: Any exciting projects yang bisa lo share ke pembaca Hypebeast?

FF: Yang terdekat di tahun depan kita akan ada pop up di salah satu retailer yang cukup besar Shibuya dan Shinjuku, Tokyo. Akan ada rilis beberapa kolaborasi yang cukup besar juga di sana. Doakan ya hahaaahhaah. Oh iya! Kita bakal release sister brand dari Hijack akan launch di awal tahun 2023, namanya Akross.

HB: Boleh ceritain dikit tentang Akross? 

FF: Akross ini diinitiate di tahun 2020 oleh gue dan Dash A Lab (research & development department di Hijack). Waktu itu ada satu kegelisahan gue tentang Hijack, yaitu gue pengen banget buat satu brand yang lebih proper secara holistik from scratch karena gue merasa di Hijack gue dan Zaky punk banget hahahha. Di Akross gue dan team mencoba lebih progresif dan bisa mengakomodir apa yang nggak bisa diakomodir oleh Hijack secara produk. So stay tuned!

Baca Artikel Lengkap

Baca Berikutnya

Sevmid dan Set N Rise Rilis Jersey Perdana, “Playing Amateur Football”
Fashion

Sevmid dan Set N Rise Rilis Jersey Perdana, “Playing Amateur Football”

Menandakan berakhirnya Piala Dunia 2022.

CONDFé Rilis Debut Merchandise “We’re Meant to Be Real”
Fashion

CONDFé Rilis Debut Merchandise “We’re Meant to Be Real”

#WOMEaNToBeReal.

Justin Bieber Kritik H&M Karena Jual Merchandise Tanpa Izin
Fashion

Justin Bieber Kritik H&M Karena Jual Merchandise Tanpa Izin

H&M menggunakan foto dan liriknya.

Elon Musk Siap Mundur dari CEO Twitter
Tech & Gadgets

Elon Musk Siap Mundur dari CEO Twitter

Berdasarkan voting di Twitter.

Daftar Lagu Terbaik 2022 Versi Tyler, the Creator 
Musik

Daftar Lagu Terbaik 2022 Versi Tyler, the Creator 

Dari Kendrick Lamar hingga Pusha T.


Semarang Gallery Gelar Pameran Seni bareng Kanoko Takaya Berjudul, “KUNE KUNE (LIKA LIKU)” 
Seni

Semarang Gallery Gelar Pameran Seni bareng Kanoko Takaya Berjudul, “KUNE KUNE (LIKA LIKU)” 

Mulai dari 3 Desember 2022 sampai 3 Februari 2023. 

Dunia Polkadot Louis Vuitton dan Yayoi Kusama
Fashion

Dunia Polkadot Louis Vuitton dan Yayoi Kusama

Kolaborasi yang udah ditunggu-tunggu.

Hiroshi Fujiwara Luncurkan Project “PEACE PIECE”
Fashion

Hiroshi Fujiwara Luncurkan Project “PEACE PIECE”

Lanjutan dari “The POOL”, “THE PARK・ING GINZA”, dan “THE CONVENI”.

Pink Floyd Rilis 18 Konser di Era ‘The Dark Side of the Moon’
Musik

Pink Floyd Rilis 18 Konser di Era ‘The Dark Side of the Moon’

Jadi harta karun bagi para fans mereka.

Foto Messi Pecahkan Rekor Likes Terbanyak di Instagram
Olahraga

Foto Messi Pecahkan Rekor Likes Terbanyak di Instagram

Ngalahin foto telur. 

More ▾