Sole Mates: RAMENGVRL dan Nike Shox R4 TL

Rapper asal Jakarta ini membahas interaksinya dengan dunia fashion, musik, dan sneakers favoritnya.

Footwear
4,080 Hypes

Rapper dan musisi, RAMENGVRL, muncul di tengah budaya influencer dengan terobosan yang belum pernah dilihat sebelumnya di ranah hiburan lokal—kemampuan rap yang atraktif dengan quirky bars, lirik striking, dan fashion style yang standout.

Lima tahun sejak debutnya di dunia musik lewat single “I’m Da Man”, rapper dengan nama asli Putri Estiani ini telah mencatatkan namanya pada berbagai daftar bergengsi—mulai dari pemenang penghargaan Anugerah Musik Indonesia, honoree Forbes 30 Under 30 Indonesia, sampai baru-baru ini: masuk playlist “Dope AF”: Dope, Asian, and Femme, yang dikurasi oleh Lisa BLACKPINK di Spotify. Hasilnya, nggak mudah mengingat bahwa karir musiknya yang gemilang saat ini diawali dengan sebuah firasat—yang terbukti tepat—untuk meninggalkan kerja 9-to-5 dan menjalankan cita-citanya sebagai rapper.

Melesatnya RAMENGVRL sebagai rising star di ranah hip hop Asia bukan hal yang terlalu mengejutkan bagi orang-orang yang mengenal RAMENGVRL jauh sebelum ia bersinar sebagai salah satu household name rapper Indonesia. Dengan persona yang bold dan sense of identity yang authentic—seperti tercermin pada lagu-lagunya—hanya perlu menunggu waktu sampai penyanyi “I’m Ugly”, “Look at Me Now”, “I AM ME”, dan “CA$HMERE” ini berubah dari aspiring rapper ibukota menjadi sosok yang mendefinisikan influencer dalam arti yang sebenarnya: orang yang membawa pengaruh kuat. Dalam konteks RAMENGVRL, pengaruh itu terasa melalui signifikansinya dalam musik dan internet culture.

 

Untuk edisi pertama Sole Mates dari HYPEBEAST Indonesia, kami ngobrol bareng RAMENGVRL tentang interaksinya dengan dunia fashion, sneakers, dan musik yang berkaitan erat dengan perkembangan identitasnya sebagai individu maupun musisi, caranya memilih sepatu yang akan dipakai untuk menggebrak panggung musik, dan AMBUSH x Nike Dunk High favoritnya.

HB: Boleh cerita tentang ketertarikan awal lo sama sneakers, fashion, dan personal styling?

R: Pastinya dimulai sekitar waktu gue SMP. Entah kenapa, gue suka beli majalah fashion yang bisa dibilang mahal buat anak umur segitu, kayak Harper’s Bazaar dan Elle. Kayaknya karena gue tertarik sama editorial spread mereka yang stunning. I was like, what is this world?! Gue benar-benar baca penjelasan editor tentang koleksi tertentu, sok serius banget, deh, pokoknya, haha. Sampai pada satu fase di mana gue bahkan pengen jadi editor fashion.

HB: Lo lahir dan besar di Jakarta. Gimana lo mendeskripsikan sneaker culture dan fashion di sini, atau di lingkungan sekitar lo? Gimana pengaruh kota ini terhadap style lo?

R: Gue rasa sekarang orang lebih pede mengekspresikan diri lewat style mereka masing-masing, nggak kaget, sih. Sekarang ada TikTok, Instagram, dan semua media niche lainnya yang ngasih lihat ‘orang-orang ini nggak peduli sama apa yang orang lain bilang tentang outfit mereka, dan mereka look good pake baju itu,’ jadi pastinya lo juga terdorong buat melakukan itu—which is dope. Gue nggak merasa kota ini benar-benar mempengaruhi cara gue berpakaian, waktu kuliah gue dikenal sebagai cewek yang pakai knitted sweater dan velvet pants… di bawah cuaca terik dengan suhu 30 derajat celcius? Dulu gue pikir semua outfit editorial itu bisa dipakai kapan aja, haha. Sekarang, gue lebih mengutamakan function dan comfort, jadi lo nggak akan pernah ketemu gue pakai puffy jacket di jalanan.

HB: Dari segi fashion, bisa dibilang lo adalah musisi yang punya original style. Gimana proses lo sampai bisa berkembang ke karakter lo saat ini?

R: Why, thanks! Pertama-tama, style kita itu selalu berubah. Tapi, gue sadar bahwa perkembangan pribadi gue, atau misalnya perjalanan hidup gue, itu benar-benar mempengaruhi apa yang gue suka atau apa yang ingin gue pakai. Dulu, gue cuma mau pakai baju warna hitam, atau abu-abu, atau hitam :D dan gue pakai jaket kulit setiap saat (yang murah, sih, belum punya duit). Sekarang, gue nggak masalah pakai baju berwarna, dan gue suka piece yang membuat satu atau dua statement sekaligus. Gue nggak malu lagi going loud, selama gue merasa nyaman. Rasanya itu karena gue lebih nyaman dengan tubuh dan diri gue saat ini.

HB: Apa — atau siapa — yang membentuk fashion sense dan selera sneakers lo sampai jadi seperti sekarang?

R: Rihanna. LOL, bercanda, tapi ya nggak bercanda-bercanda banget, sih. Banyak hal, tapi bisa dibilang anime dan game yang membantu gue bereksperimen dengan banyak outfit yang gue pakai. Selain itu, bohong kalau gue nggak nyebut ngelakuin musik apalagi hip-hop sebagai salah satu faktor besar.

HB: Apa aja sneakers favorit lo?

R: Sneakers favorit gue sekarang itu Nike x Ambush Dunk High, Nike x Skepta Air Max Tailwind, dan Nike Shox R4 TL “Clay Orange”. Kalau harus banget pakai warna hitam, gue akan pilih Nike x Martine Rose Air Monarch IV gue yang trusty and bulky.

HB: Apa yang bikin sneaker-sneaker itu jadi yang paling lo suka kalau dibandingkan dengan sneakers lain?

R: Gue rasa karena gue bisa pakai mereka semua sehari-hari. Nggak menarik, ya, tapi emang gitu kenyataannya. Selain itu, sneaker-sneaker ini bikin statement, tapi lowkey, jadi nggak berlebihan. Contohnya, Nike Shox orange, berapa banyak orang mau pakai sepatu yang terlihat kayak sepatu bola… dalam warna orange? Itu dia. Atau bahkan sepatu Nike x Ambush gue, memang, sih, cuma hitam-putih, tapi ada sesuatu dari sneakers itu yang bikin lo pengen lihat dia terus. It is simply great design.

HB: Gimana sneaker culture, atau fashion secara umum, mempengaruhi musik lo?

R: Fashion dan musik, dua-duanya adalah cara gue mengekspresikan diri. Nggak bisa salah satu aja. Keduanya melengkapi satu sama lain. Wardrobe, misalnya, jadi salah satu prioritas utama yang gue perhatikan saat bikin video musik atau tampil di atas panggung, karena tanpa visual yang tepat, tanpa look yang pas, pesan dari lagu-lagu gue mungkin nggak bisa tersampaikan sepenuhnya.

HB: Melihat kondisi sekarang, para pelaku di dunia sneaker collecting atau sneakerhead culture mayoritas adalah laki-laki. Sebagai perempuan, apa pendapat lo tentang lebih banyaknya pelaku di sneaker culture laki-laki dibandingkan perempuan?

R: Nggak apa-apa, sih. Selalu ada hal-hal yang didominasi laki-laki atau didominasi perempuan, pada awalnya. Gue nggak menyebut diri sneakerhead, tapi gue sepenuhnya bisa relate. I mean, kayak rap aja, kan? Fine-fine aja, tapi siap-siap saat nanti perempuan take over, haha.

HB: Masih soal sneakers. Apa aja wishlist lo?

R: Nike x AMBUSH Dunk High “Flash Lime” dan “Cosmic Fuchsia” :D

HB: Gimana cara lo memilih sepatu mana yang akan dipakai untuk show lo?

R: Buat gue, sepatu itu harus matching sama baju gue, sekaligus jadi “finisher” untuk look gue secara overall. Sering kali, sebenarnya sepatu itu yang jadi statement-nya. Gue selalu berusaha untuk nggak pakai lebih dari satu item statement item sekaligus, misalnya, kalau spotlight-nya itu jaket, jangan pakai Knox orange, lo bakal bikin orang bingung. Tapi, kalau wardrobe-nya all black, barulah sepatunya bisa jadi highlight. Kedengarannya repot, tapi gue rasa sekarang ini udah jadi semacam second nature gue.

Baca Artikel Lengkap

Baca Berikutnya

Lumié Lab Rilis Varian Incense Sticks ke dalam Rangkaian Home Fragrances Mereka
Fashion

Lumié Lab Rilis Varian Incense Sticks ke dalam Rangkaian Home Fragrances Mereka

Tersedia dalam empat varian berbeda.

Koleksi IKEA x ASUS Republic of Gamers Berikan Solusi Buat Set-Up Gaming Kamu
Gaming

Koleksi IKEA x ASUS Republic of Gamers Berikan Solusi Buat Set-Up Gaming Kamu

Bisa-bisa makin ga berhenti main game nih!

JUSTIN DAVIS Gandeng UNDERCOVER buat Rayakan Anniversary ke-20
Fashion

JUSTIN DAVIS Gandeng UNDERCOVER buat Rayakan Anniversary ke-20

Menampilkan design Girapple dan Beruang yang ikonik.

Stay at Home Lebih Seru Bareng Jigsaw Puzzle dari AGLXY dan Bakmi GM
Kuliner

Stay at Home Lebih Seru Bareng Jigsaw Puzzle dari AGLXY dan Bakmi GM

Terinspirasi oleh dua menu ikonik Bakmi GM, ‘Bakmi Special’ dan ‘Pangsit Goreng’.

Dead Pepaya Rilis “Bunga Elektronika Vol. 2”
Musik

Dead Pepaya Rilis “Bunga Elektronika Vol. 2”

Menghadirkan 2 track dari Turismo Avenue dan Jaqués.


SpaceX Cetak Sejarah dengan Penerbangan Komersial Luar Angkasa Pertama
Tech & Gadgets

SpaceX Cetak Sejarah dengan Penerbangan Komersial Luar Angkasa Pertama

Menerbangkan 4 turis ke luar angkasa tanpa astronot profesional sama sekali.

Pameran Retrospeksi Vasily Kandinsky Hadir di Guggenheim dalam Kronologi Terbalik
Seni

Pameran Retrospeksi Vasily Kandinsky Hadir di Guggenheim dalam Kronologi Terbalik

Menyusuri perjalanan dari akhir ke awal karir sang pionir seni abstrak lewat spiral ramp.

Inilah Deretan Artikel dari Supreme Fall/Winter 2021 yang Akan Rilis Minggu Ini
Fashion

Inilah Deretan Artikel dari Supreme Fall/Winter 2021 yang Akan Rilis Minggu Ini

Mulai dari kolaborasi The Crow, berbagai variasi T-shirt dan hoodie, sampai spidol dan lighter.

’Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas', ‘Yuni’, dan ‘Laut Memanggilku’ akan Tayang di Busan International Film Festival 2021
Hiburan

’Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas', ‘Yuni’, dan ‘Laut Memanggilku’ akan Tayang di Busan International Film Festival 2021

Masuk ke dalam kategori A Window on Asian Cinema dan Wide Angle.

NIGO Ditunjuk oleh LVMH Buat jadi Artistic Director KENZO yang Baru
Fashion

NIGO Ditunjuk oleh LVMH Buat jadi Artistic Director KENZO yang Baru

Menjadi designer Jepang pertama setelah Kenzo Takada sendiri.

More ▾