Pionir Darkwave Asal Bandung, Sieve, Turun Gunung Ngerilis Full Album
Salah satu rilisan esensial di scene musik lokal yang patut didengerin.

Berselang 2 dekade setelah ngeluarin EP Biara dalam format kaset, Sieve, turun gunung buat ngerilis debut full album-nya yang berjudul sama. Kali ini, mereka nambahin 4 unreleased tracks buat ngelengkapin 4 lagu lain dari EP legendaris mereka itu. Album Biara ini sendiri dirilis ke dalam format CD oleh label independen Anoa Records.
Dibentuk pada tahun 1998, Sieve bisa dibilang merupakan salah satu band pionir di scene musik lokal, baik Bandung maupun Indonesia, yang ngebawain goth rock/darkwave, bareng dengan unit-unit lainnya kayak Getah, Koil, Kubik, SEL, dan Silent Sun. Band ini dibentuk oleh kibordis dan pemain synth band industrial SEL, Richard Riza dan Alexandra J. Wuisan, vokalis pertama grup indie legendaris Bandung, Cherry Bombshell. Formasi mereka kemudian dilengkapin oleh Regina Rina yang gabung jadi gitaris sekaligus backing vocal.
Walaupun rilisan EP Biara mereka tergolong esensial di genrenya, band ini semacam punya status obscure dan jadi urban legend di scene mengingat umur bandnya yang nggak panjang; penampilan live mereka dulu juga bisa dihitung dengan jari. Pengaruh pentingnya band ini buat scene musik darkwave lokal diliat oleh Anoa Records, yang kemudian berinisiatif buat ngerilisin karya mereka. Anoa Records nganggep kalau musiknya Sieve cuma bisa dinikmati oleh segelintir orang yang punya kaset mereka dulu. “Anoa Records ingin legacy dari Sieve bisa dinikmati siapapun, dan ini gue suka banget, bukan soal priviledge semata,” kata Alexandra.
Proses penggarapan full album Biara juga nggak terbilang ribet, karena pengarsipan master lagu-lagu mereka yang rapi. David Tarigan dari Irama Nusantara dikabarkan juga ikut ngebantu konversi digital materi lagu-lagu Sieve dari kaset. Unreleased tracks mereka yang masuk album ini adalah “Furies Atonement”, “Kelopak Angsa”, “Kediri Bersemi”, dan “Fake Ballad”.
Rilisnya full album ini menurut mereka juga jadi momentum penting buat kelanjutan band. “Pemantik banget buat kami bertiga. Setidaknya kami sudah mulai merajut ide-ide untuk Sieve kedepannya. Tunggu saja!” tutur Alexandra.
Format CD dan digital album Biara udah bisa didapetin di webstore Anoa Records dan secara eksklusif lewat The Store Front.
View this post on Instagram
Simak juga juga cerita dari Dea Barandana yang baru ngerilis EP via label rekaman milik Peggy Gou.