Webzine Wasted Rockers Rilis WR Archives: Pusat Arsip Flyer Gigs Lokal
Berisi kumpulan poster dan flyer dari scene musik independen Indonesia era 1990 – 2010.












Wasted Rockers, webzine dan fanzine yang selalu konsisten ngasih update soal scene musik independen di Indonesia, baru saja merilis situs blog baru bernama WR Archives. Mulai aktif sejak awal Oktober 2021 kemarin, situs WR Archives jadi pusat arsip online berisi kumpulan koleksi poster dan flyer gigs scene musik lokal, khususnya yang sifatnya DIY (do it yourself)/underground, berskala kecil hingga menengah.
Menariknya, pendokumentasian poster dan flyer di situs ini difokuskan hanya pada acara-acara yang pernah diadakan di kurun waktu awal dekade 90an hingga akhir 2000an.
“Di era itu, pengarsipan di scene lokal masih buruk. Data-datanya pun masih sulit ditemukan di internet,” kata Dede, pemrakarsa WR Archives yang juga merupakan orang dibalik Wasted Rockers, soal alasan mereka fokus di 2 dekade tersebut. Menurutnya lagi, tahun 1990 – 2010 itu bisa dibilang merupakan era awal pergerakan dan perkembangan scene musik independen di Indonesia.
Jika membuka dan menelusuri situsnya, kamu bakalan dengan mudah melihat satu persatu flyer acara-acaranya karena sudah dikategorikan sesuai tahun diadakannya. Sebagian besar yang diarsipkan juga merupakan koleksi pribadi Dede sejak tahun 90an; ada yang discan langsung dari format fisiknya, ada yang memang sudah digital. “Yang paling menarik mungkin pas era ‘90s. Ada orang baru nempel flyer di tembok, nggak lama kemudian flyer itu gue cabut dan gue bawa pulang,” ujar penggemar karya ilustrasi Frank Kozik, Coop & Emek, dan Raymond Pettibon ini ketika ditanya soal salah satu pengalamannya mengoleksi poster.
Kalau diamati satu persatu, kamu juga bisa ngelihat perkembangan desain poster-poster tersebut dari tahun ke tahun dengan style yang berbeda-beda. Ada yang dibuat manual lalu scan and xeroxed, hingga yang sudah didesain menggunakan komputer.
Gigsnya pun sangat beragam, dari hardcore, punk, metal, indie, hingga yang multi-genre. Dari yang nampilin puluhan band dalam satu acara—dulu adalah yang cukup normal—hingga yang lebih intimate.
Bagi pegiat scene yang mengalami langsung acara-acara yang posternya ada di sini, melihat artefak-artefak berupa poster di WR Archives jadi sarana nostalgia. Namun, Dede juga punya tujuan lain ketika mutusin buat bikin situs ini. “Tujuan utamanya supaya generasi muda zaman sekarang lebih mudah untuk akses informasi sejarah scene indie/underground lokal masa lalu. Lagian, kalo flyer-flyer tersebut cuma gue simpan di box, sayang banget. Ya, demi kebaikan bersama lah,” katanya.
Nggak terbatas hanya menyajikan koleksi pribadi saja, WR Archives juga menerima kontribusi dari setiap orang yang punya koleksi poster dan flyer gigs dari scene musik di kota masing-masing, untuk ditampilkan di situsnya. Karena sejauh ini, sebagian besar flyer yang ada di sini masih berasal dari acara-acara di Jakarta dan Bandung.
Baca juga cerita soal zine Homegrown yang rilis edisi khusus kumpulan koleksi flyer party dan rave di Bali tahun 1985 – 2002.
View this post on Instagram