Studio Visits: Ican Harem

Cek obrolan kami soal manifesto “HAREM”, NFT, hingga esensi Studio Macan di Bali.

Seni
222.1K

Kalau ada satu seniman lokal yang punya eksplorasi karya tak terbatas di bermacam disiplin, mungkin Ican Harem bisa jadi yang menempati peringkat teratas. Sempat kuliah di ISI Jogjakarta, sekarang Ican bermukim di Bali bareng istrinya buat mendirikan studio design bernama Macan (Manda x Ican Harem) Studio.

Selain dikenal memiliki segudang karya di bidang visual lewat medium fashion, lukisan, dan mixed media, Ican juga banyak dikenal lewat eksplorasinya di dunia musik. Mulai dari Cangkang Serigala dengan konsep black metal karaoke, anusapatis yang menghadirkan alunan musik grindcore yang cadas, hingga yang paling baru, Gabber Modus Operandi yang ia bentuk bareng produser musik, Kasimyn, buat Ican baik visual dan musik semuanya adalah bentuk ekspresi dari etos artistik “HAREM” besutannya yang free-spirited.

Dalam rubrik Studio Visits terbaru HYPEBEAST Indonesia, kami berkunjung ke Studio Macan tempat Ican menghabiskan waktu bareng timnya mengerjakan project client lokal dan internasional. Baca obrolan kami soal manifesto “HAREM”, NFT, hingga esensi studio miliknya di bawah ini.


HB: Can, boleh ceritain sedikit mengenai proses artistik lo? Gimana proses awal nyari dan ngedapetin inspirasinya, lalu membentuk karya lo sampai akhirnya jadi?

Ican: Proses artistik biasanya dimulai dari obrolan. Berdiskusi dengan istri, kerabat, dan teman tentang keresahan yang dirasakan, cerita-cerita klenik, hingga jalan-jalan ke Pasar Kreneng. Dari narasi-narasi tumpang tindih itulah akan menghasilkan gagasan-gagasan dan ide yang relevan dengan keseharian yang nantinya diolah menjadi karya.

“Saya percaya keberadaan anak-anak muda adalah untuk menertawakan dan membuat kesal orang-orang tua yang membosankan. Pesan-pesan eksplisit adalah penanda zaman, dan visual-visual yang kuat akan membangkitkan diskusi dan perdebatan di antara manusia yang berbeda zaman.”

HB: Gimana situasi pandemi dua tahun terakhir berpengaruh ke karir lo sebagai seniman?

I: Jatah performance yang terhenti tidak mengecilkan hati untuk tetap tampil prima. Mungkin di awal pandemi kita semua merasakan kebingungan yang dahsyat, tapi seiring waktu sudah bisa beradaptasi. Inovasi pandemi dan isolasi mandiri tetap menghasilkan karya-karya yang spektakuler.

HB: Baik lewat medium fashion ataupun visual, karya-karya lo bisa dibilang cukup eksplisit untuk bisa mengundang penikmatnya berpikir kritis. Sebenernya, apa message utama yang ingin lo sampaikan melalui karya-karya tersebut?

I: Saya percaya keberadaan anak-anak muda adalah untuk menertawakan dan membuat kesal orang-orang tua yang membosankan. Pesan-pesan eksplisit adalah penanda zaman, dan visual-visual yang kuat akan membangkitkan diskusi dan perdebatan di antara manusia yang berbeda zaman.

HB: Sejauh ini, gimana lingkungan sekitar lo, terutama studio ini, memengaruhi lo dalam berkarya?

I: Studio yang kami huni bersama istri adalah sebuah suaka jiwa bagi kreatifitas kami. Bertetangga dengan restoran ayam cepat saji, pesisir pantai sanur, dan lampu lalu lintas macet adalah kebahagian tersendiri dalam menelurkan karya-karya yang senonoh.

HB: Seberapa penting studio ini dalam perkembangan karya-karya lo selama ini?

I: Hampir 90% proses karya terjadi berkat studio kami yang amburadul.

HB: Apa tools andalan lo di studio ini?

I: Speakers Funktion-One yang selalu berdentum menemani raungan mesin jahit industrial bermerek BROTHER.

HB: Lewat Gabber Modus Operandi, lo banyak menghasilkan karya-karya digital dan juga NFT. Gimana lo melihat fenomena NFT ini? 

I: NFT adalah jawaban dalam distribusi pasar untuk para kreator yang mempercayai alternatif masa depan. Hal baru yang layak dicoba, tapi untuk personal, saya masih menikmati keprimitifan jual-beli fisik dengan “screenshoot” bukti transferan yang masuk.

HB: Dalam interview lain, lo sempat bilang bahwa Harem itu bukan sebuah clothing brand, melainkan custom shop produk 1 of 1 yang merepresentasikan keinginan client lo. Apakah spirit itu juga berlaku ketika lo misalnya melakukan kolaborasi dengan, let’s say, brand retail?

I: Disiplin HAREM memang terinpirasi dari etos purba d imana karya-karya yang dibuat adalah interprestasi ungkapan personal dan gaya komunikasi budaya subculture dari seniman ke kolektor. Spirit “personal “ di sini yang harus dijaga, dan apabila sudah berkolaborasi dengan beberapa situs retail maka pemaknaannya pun berbeda. Maka ada ungkapan “cindera mata” untuk kolaborasi tersebut, tapi dalam proses kreatifnya tetap mengedepankan “rasa personal yang kental”.

“Iman yang kuat dan kokoh pasti dilandasi dengan pengalaman, pengetahuan, dan keterbukaan. Apabila trend adalah angin ribut, sudah seharusnya iman yang kokoh akan terus bertahan, dan iman-iman yang lemah akan bersemburat digerus zaman.”

HB: Apakah latar belakang lo sebagai seorang seniman bebunyian yang datang dari scene noise dan eksperimental ngasih banyak pengaruh ke lo sebagai seniman di area seni lain?

I: Skena berisik yang saya amini dan menyelam jauh di dalamnya mempengaruhi cara pandang saya secara estetik, nilai-nilai politik, dan memperkaya kreatifitas alternatif. Manifesto “NOISE IS NOT MUSIC” juga menginspirasi saya dalam proses-proses berkarya.

HB: Sekarang banyak orang yang kayaknya semudah itu menyebut dirinya sebagai seniman. Apa pendapat lo soal hal ini? Menurut lo, apa yang ngebedain seniman yang cuman ngikutin tren dan seniman yang beneran?

I: Nda apa-apa, nda ada masalah. SENIMAN, SENIBOY, SENIWATI, SE-“IMAN” atau apapun title-title yang di semayamkan. Ada kalanya “self proclaim” akan di buktikan dengan kerja keras, sedangkan “PENGAKUAN MASYARAKAT” juga belum tentu.

Iman yang kuat dan kokoh pasti dilandasi dengan pengalaman, pengetahuan, dan keterbukaan. Apabila trend adalah angin ribut, sudah seharusnya iman yang kokoh akan terus bertahan, dan iman-iman yang lemah akan bersemburat digerus zaman.

Baca juga rubrik Studio Visits kami yang lain bareng tattoo studio yang sama-sama dari Bali, Dué Hatué.

Baca Artikel Lengkap

Baca Berikutnya

Ballers Club Studio Bawa Vibes EURO 2024 Lewat Koleksi “Homage”
Fashion

Ballers Club Studio Bawa Vibes EURO 2024 Lewat Koleksi “Homage”

Terinspirasi dari jersey tim di Eropa.

Ballers Club Studio Ngerilis Koleksi Terbaru Mereka, “R.F.D.B”
Fashion

Ballers Club Studio Ngerilis Koleksi Terbaru Mereka, “R.F.D.B”

Terinspirasi dari sepak bola Spanyol.

inFUTURA Explore Musik dan Sound Lewat Koleksi Fall/Winter 2024 Mereka, “Sound”
Fashion

inFUTURA Explore Musik dan Sound Lewat Koleksi Fall/Winter 2024 Mereka, “Sound”

Dijadwalkan rilis tanggal 1 Juli 2024 ini.


Nostalgia Bali Tahun 90-an Bareng Collaborative Collection Terbaru dari Peels dan Homegrown
Fashion

Nostalgia Bali Tahun 90-an Bareng Collaborative Collection Terbaru dari Peels dan Homegrown

Nampilin dua pilihan item, T-shirt dan boarshorts.

Seorang 3D Artist Bikin Konsep dari Versi XL Honda Minicompo
Desain

Seorang 3D Artist Bikin Konsep dari Versi XL Honda Minicompo

Vibe-nya mirip sama motornya Kaneda dari Akira.

Islam Makhachev Kalahkan Dan Hooker dalam Satu Ronde
Olahraga

Islam Makhachev Kalahkan Dan Hooker dalam Satu Ronde

Dalam pertandingan UFC 267.

Top 5 Rilisan Lokal Minggu Ini yang Wajib Kamu Cek
Fashion

Top 5 Rilisan Lokal Minggu Ini yang Wajib Kamu Cek

Mulai dari sneakers, T-shirt, hingga summer essentials yang nampilin warna-warna vibrant.

TikTok Lagi Uji Coba Fitur Buat Ngasih Tips ke Para Creators
Tech & Gadgets

TikTok Lagi Uji Coba Fitur Buat Ngasih Tips ke Para Creators

Minimal harus punya 100,000 followers untuk bisa apply fitur ini.

WTAPS Hadirkan Retail Experience Premium lewat WTAPS® (W_Lab)
Fashion

WTAPS Hadirkan Retail Experience Premium lewat WTAPS® (W_Lab)

Wajib registrasi via website sebelum datengin tempat ini.


Maharishi x Fracap Jungle Boot
Footwear

Maharishi x Fracap Jungle Boot

Terinspirasi dari siluet boot tentara Amerika Serikat era Perang Vietnam.

Berikut Koleksi Kolaborasi WACKO MARIA dengan DJ Crew Legendaris, Wild Bunch
Fashion

Berikut Koleksi Kolaborasi WACKO MARIA dengan DJ Crew Legendaris, Wild Bunch

Dari varian artikel jaket sampai T-shirt dengan logotype Wild Bunch.

Greedy Dust x Kolong Sinema Mini Collection
Fashion

Greedy Dust x Kolong Sinema Mini Collection

T-shirts, short sweatpants, snapback, dan VCD edisi alternate ending.

Voices Hadirkan Y2K Vibe di Mini Collection Terbaru
Fashion

Voices Hadirkan Y2K Vibe di Mini Collection Terbaru

Kumpulan artikel eye-candy dengan material velvet dan sheer.

BAPE dan Vans Balik Lagi Buat Merilis Full Collection Sneakers & Apparel
Fashion

BAPE dan Vans Balik Lagi Buat Merilis Full Collection Sneakers & Apparel

Kombinasi antara siluet ikonik Vans dan pattern signature BAPE.

More ▾