Studio Visits: Dué Hatué

Mengenal lebih dalam soal Dué Hatué dan bagaimana mereka ingin menjadi lebih dari sekedar tattoo studio.

Seni
69,615 Hypes

Dué Hatué (dibaca “du-we hatu-we”) adalah tattoo studio yang didirikan di Bali oleh saudara kembar Shiddiq Machmud alias Soodog dan Fuad Machmud. Nama “Dué Hatué” mereka ambil dari bahasa Dayak yang bisa diterjemahin sebagai “dua laki-laki”; sebuah gestur menarik yang mereka bilang sebagai pengingat asal usul mereka sebagai orang Kalimantan.

Meskipun baru jalan 4 tahun, Dué Hatué jadi salah satu nama yang paling banyak dibicarain di scene kreatif pulau Dewata yang sangat vibrant. Walaupun bentuknya tattoo studio, makin kesini tempat ini tumbuh dan menjelma menjadi lebih dari itu. Studio ini adalah perwujudan fisik dari ide-ide kreatif si kembar, representasi dari slogan “revisit the tradition” dan “borderless” yang mereka usung. Sebagai seniman, mereka juga nggak tanggung-tanggung untuk terus ngegali akarnya, lalu eksplor ke banyak hal, nggak cuma terbatas dalam karya tattoo saja. Entah itu ke produk visual seperti karya foto maupun ilustrasi, merchandise, hingga gimana mereka ngedesain interior studionya sendiri.

Kalau ngomongin soal tattoo, selama ini mereka ngembangin style yang khas, dengan pendekatan yang menarik dan tingkat perhatian pada detail yang luar biasa. Dué Hatué ngombinasiin banyak elemen tradisional yang ngambil inspirasi dari aneka ragam kebudayaan Indonesia dan lingkungan sekitar yang pernah dan sedang mereka tinggali. Mereka lahir dan tumbuh besar di Bontang, sempat beberapa tahun tinggal di Jogja, lalu sekarang di Bali.

Dalam edisi Studio Visits kali ini, kami ngobrol panjang lebar dengan Fuad, setengah dari si kembar Dué Hatué soal bagaimana tempat tersebut lebih dari sekedar tattoo studio dan keinginan terpendam mereka.


HB: Tempat ini adalah studio ketiga Dué Hatué kan ya? Apa alasan kalian pindah dan memilih tempat yang sekarang?

Fuad: Kami semacam pengen upgrade aja sih dalam banyak hal, bisa dibilang semuanya. Analoginya kayak kalau kamu mancing terus nyiapin umpan yang lebih gede, yang bakalan didapatkan juga bakalan lebih gede. Kolam tempat mancingnya juga upgrade jadi yang lebih luas.

HB: Apakah kalian tipe yang memilih untuk pindah dari sebuah tempat karena sudah merasa cukup di tempat tersebut setelah sekian waktu?

F: Bisa jadi. Pindah ke studio ketiga ini gara-gara bosen sama tempat yang sebelumnya. Ada beberapa hal yang cukup mengganggu juga, seperti tetangga yang resek dan banyak pembangunan di lingkungan sekeliling tempat yang kemarin.

HB: Berarti bisa dibilang lingkungan sekeliling, terutama studio dengan segala suasananya, tata interiornya, dan keadaan di sekitar studionya, punya pengaruh yang besar ya buat kalian dalam ngedatengin inspirasi dan ide-ide baru?

F: Penting banget. Studionya Dué Hatué sebelum ini kan secara ruangan lebih dark, terus bangunannya lebih ke style joglo, Indonesia banget. Nah, hal itu punya imbas langsung ke karya-karya kami karena setiap hari ngeliat pemandangan yang kayak gitu. Desain-desain dan gambar tattoo yang kami bikin jadi lebih tradisional banget, seperti ala Dayak dan desain yang Indonesia banget. Sekarang, setelah pindah ke tempat baru ini, bangunan dan interiornya lebih colorful tapi tetap masih ada elemen Indonesia, jadi karya-karya tattoo kami sekarang jadi kecampur lagi. Ya itu tadi, karena tempatnya, warna-warna yang ada di studio ini, dan seterusnya. Bahkan secara nggak langsung bentuk rumah dan interior di studio ini ngasih pengaruh ke style fashion kami; jadi kebawa mau pake baju kayak gimana, dan sebagainya.

HB: Perubahan-perubahan yang kamu sebut itu tadi berarti berlangsung secara organik aja ya berarti?

F: Waktu itu awalnya pengen upgrade logo Dué Hatué, terus kenapa nggak sekalian logotype-nya juga? Terus kenapa nggak mesin tattoo-nya juga? Lama-lama, kenapa nggak upgrade studionya aja sekalian? Ya kayak gitu sampe akhirnya sampe sekarang ini.

HB: Apa arti sebuah tattoo studio bagi kalian?

F: Tattoo studio itu harusnya jadi tempat mengekspresikan apa yang dipikirkan tattoo artist-nya, sih. Gimana caranya tattoo studio bisa jadi tempat yang ngegambarin apa yang pengen dibikin dan diwujudin oleh mereka, serta bisa nongolin karakternya sebagai keseluruhan entitas gitu. Suasananya mau kayak gimana, musik yang disetel di dalam studionya mau kayak apa, misalnya. Studio itu adalah tempat ngewujudin suasana yang diinginkan oleh para penghuninya.

HB: Menurut kamu, apa yang cool dari Dué Hatué?

F: Aku bisa bilang kalau we’re the second best tattoo studio in the world, hahaha! Soalnya udah banyak tattoo studio yang pengen jadi nomer 1, makanya kami jadi nomer 2 aja deh.

HB: Lalu, apa yang bikin tattoo studio Dué Hatué tuh “Dué Hatué banget”?

F: Dué Hatué kan artinya “dua laki-laki”, dan itu ngegambarin aku dan Soodog. Jadi “Dué Hatué banget” tuh karena ya kami berdua yang bikin ini dari awal. Kami orang Indonesia, kami suka banyak hal, dan semuanya kami wujudkan ke tempat ini sehari-harinya, sesuai apa yang kami pengen. Ya kayak yang tadi aku bilang, studio ini jadi perwujudan ide-ide kami berdua. Kami sebenernya punya cita-cita untuk punya bangunan sendiri, karena yang sekarang technically masih nyewa. Kalau bangunannya punya sendiri kan kami bisa makin optimal nyalurin dan ngeekspresiin apa yang ada di kepala kami, ke bangunan sampai ke detail-detailnya. Untungnya, tempat yang sekarang ini kebetulan paling pas dengan apa yang mau kami capai dengan ide-ide kami.

HB: Cerita dong, gimana keadaan dan situasi sehari-hari di studio ini?

F: Kalau lagi nggak ada klien, ya suasananya sih ya kayak rumah aja, karena isinya cuman aku, Soodog, istrinya, serta putri mereka. Kekeluargaan dan santai banget. Kalau lagi banyak klien, baru hectic. Biasanya kami tuh memulai hari dengan bikin desain tattoo, pagi-pagi sebelum pada dateng. Kami bikin desain sembari mikirin itu bagus dan cocok nggak. Kadang-kadang saking sibuknya, pas klien dateng, gambarnya baru jadi, hahaha! Rata-rata sehari tuh bisa ada dua appointment. Ketika bikin appointment dan konsul, kliennya kebanyakan cuma mikir pengennya tattoo di posisi mana, tapi untuk urusan desain, semuanya diserahin ke kami.

HB: Ada berapa tattoo artist di Dué Hatué sekarang?

F: Ada 4.

HB: Gimana cara kalian nentuin siapa yang bakalan jadi guest artist di sana?

F: Nggak ada proses pemilihan yang gimana-gimana banget sih, kebetulan cocok aja. Namun, selama ini kami emang milih tattoo artist yang hidupnya bener-bener emang dari dan untuk tattoo. Paham nggak?

HB: Kalau boleh flashback, dulu apa yang bikin kalian mutusin untuk bikin Dué Hatué?

F: Dulu, Soodog masih jadi artist di tattoo studio sebelumnya. Disitu, dia lumayan making money, tapi karena capek, dia pengen keluar dari situ. Itu terjadi di saat yang bersamaan ketika aku pengen belajar nge-tattoo. Itu aku masih tinggal di Jogja. Ya terus kami ngobrol, kalau misalnya aku serius untuk belajar dan jadi tattoo artist, ya kenapa nggak ngejalanin ini berdua aja, bikin sesuatu bareng. And the rest is history.

HB: Lalu, apa alasanmu ketika pertama kali mutusin pengen belajar bikin tattoo dan jadi tattoo artist, ngikutin jejak kembaranmu?

F: Ya aku jujur aja waktu itu butuh duit. Jadi ya udah deh coba aja belajar bikin tattoo. Tapi ketika makin serius ngerjain, aku sadar bahwa yang penting dan nyenengin tuh ya ketika proses kreasinya, uang tuh akhirnya jadi bonus aja. Yang makin memotivasi aku tuh ya ketika bikin dan ngeliat karyanya jadi. Fun fact, tattoo tuh bukan hobiku sebenernya. Awalnya, aku emang pengen nyoba aja terus ya bablas.

Aku pikir kami nggak mau dibatesin sama style, jadi seperti slogan kami, style kami ya mungkin “borderless”.

HB: Gimana proses perjalanan kalian hingga nemuin style tattoo Dué Hatué yang sekarang ini, baik itu style kamu maupun style-nya Soodog? Soalnya menurut kami, style kalian khas dan distinctive banget.

F: Kalau untuk aku, selama ini aku mengamati apa yang orang-orang suka. Sejauh yang aku simak dan alami dari awal, biasanya perempuan suka tattoo fineline yang tipis-tipis, sedangkan kalau laki-laki gemar yang bold. Terus mereka suka objek apa aja, style apa aja dari yang aku bikin. Egyptian kah? Mediteranian kah? Yaudah terus aku coba gabungin aja. Setelah sekian lama bikin style gabungan itu, lucunya, lama-lama aku ngerasa ini bukan style-ku, tapi ini style yang disukai sama orang-orang. Aku mikir kalau aku belum pernah ke Mesir, belum pernah ke daerah Mediterania, tapi aku orang Indonesia. Jadi, kenapa nggak bikin style tradisional Indonesia aja? Jadinya ya aku jadi eksplor style-ku sendiri yang bener-bener ngulik banyak hal dari Indonesia.

HB: Kamu dan Soodog kan masa kecilnya di Bontang, Kalimantan, terus tumbuh besar di Jogja, lalu akhirnya pindah ke Bali dan tinggal di sana selama beberapa tahun terakhir. Apakah hal itu ngasih pengaruh besar bagi karya kalian sebagai artist?

F: Pastinya. Tiga daerah itu kan punya estetika dan gaya masing-masing, budayanya beda-beda. Karena kami pernah tinggal di Kalimantan dan di Jogja, lalu sekarang di Bali, ya akhirnya semua kecampur disitu. Apa yang kami lihat di masing-masing tempat, gimana lingkungannya, elemen-elemen tradisionalnya, dan sebagainya, semuanya muncul di output karya bikinan kami. Kami coba padu padankan aja. Yang butuh kami lakuin terus menerus adalah gimana caranya supaya bikin style yang tetap stay dan stabil di tengah-tengah semua itu. Karena kalau bisa kayak gitu, style-nya bakalan timeless.

HB: Bagaimana kalian menyebut style tattoo kalian sebagai Dué Hatué?

F: I have no idea, hahaha! Aku pikir kami nggak mau dibatesin sama style, jadi ya seperti slogan kami, style kami ya mungkin “borderless”.

HB: Bagaimana proses kreatif kalian masing-masing sebagai tattoo artist dalam membuat karya?

F: Kalau aku pribadi sih nggak punya proses kreatif yang spesifik, lebih semacam “ya udah langsung bikin aja”. Kadang kalau terlalu dipikirin, malah nggak jadi-jadi desainnya, kelamaan. Kadang malah ketika di bawah tekanan—bikin desain pagi sebelum klien dateng—itu cukup membantu.

HB: Tapi ketika nggak ada appointment, kalian tetep bikin desain tattoo kan?

F: Iya dong. Kebanyakan bikin flash. Malah sekarang lagi bikin desain untuk custom karpet gitu. Selain itu, desain untuk furniture dan bikin desain keramik full dining set gitu, dari piring, gelas, sampai ke desain taplaknya.

HB: Selama ini, apa yang jadi inspirasi terbesar Due Hatue dalam kreasi-kreasi kalian, entah itu tattoo maupun karya seni visual yang sudah kalian bikin?

F: Apa yang kami lihat tiap hari sih. Baik dari lingkungan sekitar maupun ya dari sumber-sumber lain. Misal, kalau buka Instagram, lihat foto-foto flora dan fauna, dari situ bisa aku kembangin idenya.

HB: Sejauh ini, dari semua karya tattoo yang pernah kamu bikin, apa yang terfavorit?

F: Aku lupa nama desain tattoo-nya, tapi itu tuh terinspirasi dari ancient Korea gitu. Tulisan mantra warna merah dan itu back piece gitu.

Aku tiba-tiba juga jadi inget sebuah pengalaman yang aneh ketika bikin tattoo. Tattoo-nya sih mungkin bukan yang paling favorit, tapi ceritanya memorable banget. Jadi klienku satu ini seumur hidupnya sama sekali belum pernah punya tattoo dan emang nggak mau ditattoo. Dia orang Bali dan kebetulan kakaknya adalah Pemangku, yaitu golongan orang-orang “pintar” dan dianggap suci di antara umatnya di dalam kepercayaan Hindu dan adat lokal.

Nah, dalam sebuah upacara, kakaknya itu sempat ngalamin trance dan ketika dalam keadaan itu, dia bilang kalau adiknya harus ditattoo. Anehnya, kakaknya nyebut secara spesifik kalau tattoo artist-nya harus kembar dan punya tanggal lahir yang sama dengan si adiknya. Gambar tattoo-nya adalah phoenix dan ular boa. Kejadian itu berlangsung di depan semua anggota keluarganya. Setelah itu, adiknya ya jadi datang ke aku untuk tattoo karena itu sifatnya wajib; bener-bener dari yang nggak punya tattoo sama sekali terus langsung bikin full back gitu. Bahkan, sebelum mulai tattoo, mereka sempet bikin upacara dulu di studio.

HB: Hal-hal apa saja yang menarik bagi kalian akhir-akhir ini?

F: Tempat baru yang sekarang ini dengan suasana yang juga baru. Itu jadi bikin kami makin tertarik untuk bikin desain-desain baru juga. Orang-orang yang dateng pun baru-baru. Kebanyakan mereka bikin tato pertama, tapi bener-bener nyerahin semuanya ke kami. Hal itu juga menarik buat aku. Proyek-proyek baru juga jadi bermunculan, kayak bikin merch dan banyak lainnya.

HB: Apakah ada hal yang masih mengejutkan buat kalian setelah sekian waktu ngejalanin ini?

F: Banyak orang yang dateng terus bilang “terserah mau gambar apa aja” itu selalu mengejutkan buat aku. Sama banyak proyek-proyek di luar tattoo malahan, kayak kolaborasi bikin parfum terus kami yang ngerjain packagingnya. Lalu proyek restoran yang wallpaper, logonya, sama keramiknya kami yang ngerjain. Hal-hal itu semuanya diluar tattoo, tapi ilustrasinya berasal dari ilustrasi tattoo.

HB: Apa cita-cita kalian sebagai tattoo artist dan sebagai Dué Hatué yang belum kesampaian?

F: Sebagai tattoo artist, makin kesini aku pengen bener-bener punya proyek bikin tattoo full body suit. Kalau Dué Hatué, kami pengen bikin pop-up di tempat-tempat yang nggak kepikiran untuk nge-tattoo. Misalnya seminggu di kapal, tattoo backpiece doang. Atau bikin di sebuah villa di atas cliff gitu. Selain itu, yang paling penting, kami pengen bikin tattoo studio sendiri yang bener-bener punya kami, bikin dari nol. Kalau kesampaian, kami jadi bisa leluasa bikin hal lain, kayak punya workshop untuk furniture, bikin produk fashion, atau mungkin perkakas fine dining. Hal-hal dimana kami bisa mengaplikasikan karya-karya ilustrasi tattoo-nya Dué Hatué. Kami pengen ngebangun image yang dilihat sebagai the whole package, Dué Hatué tuh seperti apa. Sebagai lifestyle dan jadi sebuah brand yang nantinya nggak terbatas di tattoo aja.

Dué Hatué
Jl. Kubu Manyar No.9A, Canggu, Kuta Utara, Badung
Bali, Indonesia

Baca Artikel Lengkap

Baca Berikutnya

Studio Visits: Vloqee
Seni

Studio Visits: Vloqee

Artist Indonesia ini ngeshare experiencenya dalam berkarya di Jepang.

Studio Visits: Jemana Murti
Seni

Studio Visits: Jemana Murti

Artist asal Denpasar ini merespon masalah regenerasi seni budaya Bali lewat AI dan 3D printing.

Ballers Club Studio Hadirkan Mini Collection, “SupeerBC” dan “STAPLES”
Fashion

Ballers Club Studio Hadirkan Mini Collection, “SupeerBC” dan “STAPLES”

Cek lookbook-nya di sini.


Ballers Club Studio Ngerilis Collaboration Collection Bareng Zapoli
Fashion

Ballers Club Studio Ngerilis Collaboration Collection Bareng Zapoli

Terinspirasi dari jersey vintage Napoli dan Maradona.

Brompton dan KENZO Rilis Fold-Up Bike Eksklusif
Desain

Brompton dan KENZO Rilis Fold-Up Bike Eksklusif

Sangat terbatas, hanya berjumlah 35 di seluruh dunia.

Berikut Rilisan Terbaru Apple
Tech & Gadgets

Berikut Rilisan Terbaru Apple

Meliputi MacBook Pro seri terbaru, AirPods, dan HomePod mini yang colorful.

Penampakan Perdana Air Max 1 Patta x Nike “Night Maroon”
Footwear

Penampakan Perdana Air Max 1 Patta x Nike “Night Maroon”

Masih ada beberapa desain lain yang bakal nyusul.

SUKU Home Luncurkan Koleksi Spring/Summer 2022
Fashion

SUKU Home Luncurkan Koleksi Spring/Summer 2022

Reimagining leisurewear lewat eksplorasi material baru.

UNO Berkolaborasi dengan Nike untuk Rilis Air Force 1 Low Edisi Spesial
Footwear

UNO Berkolaborasi dengan Nike untuk Rilis Air Force 1 Low Edisi Spesial

Memperingati ulang tahun ke-50 card game klasik tersebut.


Tom Etherington Jadi Desainer Sampul Serial ‘Green Ideas’ Milik Penguin Press
Desain

Tom Etherington Jadi Desainer Sampul Serial ‘Green Ideas’ Milik Penguin Press

Ngedesain ulang sampul dari beberapa buku klasik dengan visual bertema lingkungan hidup.

FIFA Akhiri Partnership Eksklusif dengan EA Sports
Gaming

FIFA Akhiri Partnership Eksklusif dengan EA Sports

Organisasi ini pengen makin memperluas cakupannya di ranah e-sports.

Cadillac Seville Hasil Kolaborasi Gucci x Hot Wheels Hadir di Game 'Hot Wheels Unleashed'
Gaming

Cadillac Seville Hasil Kolaborasi Gucci x Hot Wheels Hadir di Game 'Hot Wheels Unleashed'

Gabung ke dalam roster mobil pop culture kayak Batmobile dan Delorean.

Mr. Colorful Sulap Pesawat Airbus Corporate Jet jadi Karya Seni
Seni

Mr. Colorful Sulap Pesawat Airbus Corporate Jet jadi Karya Seni

Dilukis sendiri oleh Cyril Kongo.

Travis Scott Bocorin Teaser Air Jordan 1 Low OG Terbarunya
Footwear

Travis Scott Bocorin Teaser Air Jordan 1 Low OG Terbarunya

Rencananya bakal dirilis tahun depan.

More ▾