Bobby Gillespie Keluarkan Memoir ‘Tenement Kid’
Kisahya dari masa kecil hingga merilis Screamadelica bersama Primal Scream.
‘Tenement Kid’, memoir karya Bobby Gillespie, resmi dirilis pada 14 Oktober kemarin. Dalam memoirnya, pentolan Primal Scream nyeritain kisahnya dari masa kecil dimana ia tumbuh dalam keluarga working class keturunan Glasgow tulen hingga tahun 1991; tahun ketika ia bersama bandnya merilis album ketiga mereka, salah satu album paling berpengaruh di dekade 90an—dan bisa jadi sepanjang masa dalam sejarah rock ‘n roll—Screamadelica.
Bobby Gillespie sempat bercerita soal proses pembuatan memoir ini yang berlangsung selama tahun pertama pandemi. “Di awal tahun 2020 saya ingin menantang diri sendiri secara kreatif dan melakukan sesuatu yang belum pernah saya lakukan sebelumnya. Saya tidak ingin menulis album rock karena saya sudah sering melakukannya, jadi saya memutuskan untuk menulis memoir tentang kehidupan awal saya dan mengerjakannya sepanjang musim panas, musim gugur, dan musim dingin 2020,” ungkap sosok berusia 59 tahun itu.
Ia menamai memoirnya Tenement Kid sebagai penghormatannya untuk 10 tahun pertama hidupnya yang dihabiskan di sebuah bangunan rumah petak kumuh di Springburn, Glasgow, Skotlandia. Ia tinggal di sana dari lahir, sebelum tahun 1973 pindah sekeluarga ke Mount Florida, tempat di mana dirinya bertemu Alan McGee, orang yang nantinya narik Primal Scream ke label Creation Records.
Bobby cabut sekolah pas umur 16 dan nemuin pencerahan ketika ia datang ke gig pertamanya buat nonton Thin Lizzy, kemudian nemuin Sex Pistols dengan spirit rock ‘n roll yang rebellious. Selanjutnya, ia ngeband bareng The Jesus and Mary Chain lalu bikin Primal Scream, and the rest is history.
Perjalanan Bobby di memoir ini dibagi ke dalam 4 bab dan puncaknya tentu saja bab final. Isinya soal Summer of Love, pesta-pesta Boy’s Own(fanzine), dan pertemuannya dengan almarhum Andy Weatherall, seorang DJ dan produser Screamadelica. Era itu adalah masa-masa transisi 80an ke 90an dan jadi saksi gimana Primal Scream jadi salah satu unit yang paling inovatif dan secara radikal ngebentuk ulang musik populer di Inggris raya. Termasuk merilis Screamadelica, album dengan sound dan attitude yang berhasil ngedobrak batasan antara rock ‘n roll dan rave culture secara sophisticated; kombinasi guitar music, acid house, psikedelia, dan hedonisme. Album Screamadelica sendiri merayakan ulang tahunnya yang ke-30 baru-baru ini.
Dirilis oleh White Rabbit, memoir ini juga nyantumin komentar dari beberapa nama seperti Courtney Love, Irvine Welsh, Warren Ellis, dan Mark Lanegan.